SAMARINDA - Perhelatan akbar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) III Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Nasional melahirkan Dewan Pengurus (DP) Korpri Sulawesi Tenggara sebagai juara umum.
Provinsi Tenggara berhak memboyong piala bergilir serta uang pembinaan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo sebesar Rp 50 juta.
Berikut peringkat 10 besar MTQ III Korpri Nasional yang dipusatkan di Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Samarinda, Kalimantan Timur sejak 12-21 November 2016:
- Sulawesi Tenggara
- Sumatera Utara
- Aceh
- Banten
- Jawa Timur
- Nusa Tenggara Barat
- Jambi
- Maluku Utara
- Sulawesi Selatan
- Riau
Ketua Dewan Hakim, Prof Dr H Said Agil Husin Al Munawar mengatakan, pelaksanaan MTQ kali ini berjalan lancar khususnya dalam penilaian dari Dewan Hakim. Semua berjalan mulus dan tidak ada perdebatan antara kontingen kafilah dengan Dewan Hakim. \"Alhamdulllah, semua berjalan mulus dan nilainya bagus semua, serta tidak ada perdebatan baik dengan Dewan Hakim, maupun antarpeserta dan semuanya menerima,\" kata Said Agil, Sabtu (19/11/2016).
Seperti diberitakan sebelumnya, terdapat 357 peserta dari 2.000 orang mengikuti perhelatan tersebut. Jumlah itu meliputi peserta, official dan pendamping dari 30 provinsi dan 21 kementerian/lembaga. Mereka mengikuti lima cabang yang dilombakan.
Lima cabang itu adalah Musabaqah Tartil Alquran putra/putri, Musabaqah Tilawah Alquran putra/putri, Musabaqah Hifzh Alquran putra/putri serta Musabaqah Dakwah Alquran putra/putri serta Musabaqah Khath Alquran putra/putri.
Untuk segi penilaian, panitia menggunakan teknologi multimedia. Penampakan teknologi itu berupa dua layar lebar yang dipasang di kiri dan kanan tempat qori maupun qori’ah membacakan ayat Alquran.
Dengan teknologi itu, semua orang termasuk dewan hakim akan mengetahui secara rinci ayat yang dibacakan peserta. Bahkan, nomor peserta dan ayat yang dipilih pun terpampang di layar lebar itu. Teknologi itu tetap akan digunakan saat menyelenggarakan MTQ Korpri Nasional berikutnya.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional (DPKN) Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH menyatakan, penyelenggaraan MTQ III Korpri Nasional akan memberikan pembelajaran soal etika bangsa Indonesia.
Zudan menilai, arus globalisasi yang ditandai majunya sumber informasi teknologi telah membuat nilai-nilai menjadi rentan.
Sementara dalam sambutannya, Mendagri menyampaikan, pengamalan Alquran sebagai pedoman hidup sehari-hari sudah menjadi kewajiban bagi para kaum muslimin dan muslimat. \"Nabi Muhammad SAW sebetulnya telah mewariskan Alquran sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Petunjuk ini demi kebaikan dan harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari,\" kata Mendagri.
Ia juga menyampaikan arahan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kemudian disampaikan ke para Aparatur Sipil Negara (ASN), terutama peserta MTQ III Korpri Nasional. \"Baik buruknya pelayanan pemerintah kepada masyarakat sangat tergantung dari ASN. Oleh karena itu, sebagai insan ASN dituntut untuk memberikan pelayanan yang cepat, mudah dan terjangkau. Sehingga dibutuhkan abdi negara, abdi pemerintah dan abdi masyarakat yang memberikan pelayanan terbaik dan terus menjadi pegangan jajarannya,\" katanya.
ASN harus memberikan kualitas pelayanan publik yang semakin baik serta dituntut adanya inovasi dan kreativitas. \"Seluruh ASN harus meningkatkan kompetensi kinerjanya dalam pelayanan kepada masyarakat,\" ujar Tjahjo Kumolo.
Tjahjo juga berharap kepada seluruh jajaran Korpri, terutama para ASN yang mengikuti MTQ III Korpri Nasional untuk melakukan internalisasi Alquran dalam kehidupan bernegara.
Mendagri juga berharap dengan adanya MTQ III Korpri Nasional ini, para ASN dapat bekerja dengan jujur tanpa adanya niat untuk korupsi, terutama soal pungutan liar (Pungli). \"Acara ini bisa juga dijadikan sebagai upaya pemberantasan korupsi dan pungutan liar. Karena, sebagaimana hadist Nabi yang menyatakan sebaik-baiknya manusia, orang yang membaca Alquran dan mengamalkannya,\" katanya.
Penutupan MTQ III Korpri Nasional di Samarinda, Kaltim pun dilakukan dengan ditabuhnya beduk oleh Mendagri Tjahjo Kumolo. (rls)