KEJAKSAN - Maraknya kasus tabung epiji 3 kg yang bocor dan meledak membuat sebagian warga Kota Cirebon panik bahkan enggan menggunakan gas. “Hampir setiap hari tayangan televisi mempertontonkan kejadian meledaknya tabung gas. Efek tayangan itu, terus terang saya sebagai pengguna gas elpiji bersubdisi ukuran 3 kilogram khawatir dan ingin beralih kembali ke minyak tanah,” kata Suwada, warga Suratno Gg Langgar ini, kemarin (13/7). Pria yang sudah terbiasa dengan kompor minyak ini menanyakan apa yang dilakukan Hiswanamigas terhadap banyaknya kasus yang terjadi terutama tabung elpiji 3 kilogram. “Hiswanamigas harus bertanggung jawab, jangan tutup mata. Perasaan sosialisasi penggunaan elpiji berupa iklan atau tayangan di media elektronik televisi banyak dilakukan di tingkat pusat, Jakarta. Lalu ke mana dana untuk sosialisasi menggunakan epijii di daerah?” ujarnya. Saat dikonfirmasi, pengurus Hiswanamigas Kiki Zulkarnaen membantah jika pihaknya tidak ada kepedulian. Justru dalam waktu dekat ini Dewan Pengurus Cabang (DPC) Hiswanamigas akan melakukan sosialisasi berkaitan dengan keamamanan elpiji 3 kilogram baik berupa spanduk, maupun baliho. Terpisah, pedagang elpiji di Jl Diponegoro, Toko Iwan, Suparta tak mempermasalahkan jika barang daganganya ditarik dari peredaran akibat banyaknya kasus meledaknya tabung gas. “Ya kami dukung, elpiji 3 kilogram ini berbahaya, banyak oknum yang melakukan penyuntikan gas. Jika ditarik kami minta ganti rugi saja, cukup Rp11.800 per tabung. Kami tidak ambil untung,” katanya. (ung)
Tidak Keberatan Ditarik dari Pasaran
Rabu 14-07-2010,09:00 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :