CIREBON - Jumlah buta huruf di Kabupaten Cirebon berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan daerah (Bappeda) sekitar 20.000 orang. Data itu berdasarkan statisik yang dimiliki Bappeda. Angka tersebut berbeda jauh jika dibandingkan dengan data yang dimiliki Dinas Pendidikan (Disdik). Berdasarkan data yang dimiliki Disdik, jumlah buta huruf di Kabupaten Cirebon sekitar 5.000 orang. Angka tersebut berdasarkan hasil survei lapangan yang dilakukan disdik. Lantas, mana yang akurat di antara data yang dimiliki Bappeda dengan Disdik? Kepala Disdik Kabupaten Cirebon Asdullah Anwar mengakui, perbedaan data tersebut karena belum ada sinkronisasi antara danias yang dipimpinnya dengan Bappeda. Namun dia meyakini, datanya lebih akurat. \"Ya memang sampai sekarang belum ada singkronasi antara data statistik dengan data dari hasil lapangan. Tapi saya meyakini bahwa data (survei, red) dari lapangan lebih akurat,\" kata Asdullah. Menurut Asdullah, data yang diperoleh disdik merupakan hasil survei yang dilakukan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC). Para mahasiswa diberdayakan untuk membantu disdik, mendata warga yang buta huruf. Sehingga terlihat sangat jauh perbedaannya antara data statistik dengan hasil survei di lapangan. \"Karena itu di LKPj DPRD Kabupaten Cirebon meminta data pendamping yang kaitanya dengan nama-nama sekolah juga,\" kata Asdullah. Asdullah juga menyebutkan, survei lapangan yang dilakukan disdik sudah dua tahun berlangsung. Mulai 2015 yang jumlahnya 20.000 buta huruf, kini mulai berkurang hingga angka kisaran 5.000 buta huruf. Upaya penggarapannya melalui beberapa dana anggaran yang dimulai dari APBD, APBD provinsi, dan APBN. Tidak sampai situ saja, disdik juga melakukan upaya pemberantasan buta huruf melalui berbagai cara. Salah satunya membuat program kelompok Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM). Dengan dibentuknya kelompok tersebut, mereka yang sebelumnya buta huruf belajar kembali dengan kewirausahaan. Sehingga sambil bekerja mereka juga akan ingat dan tidak buta huruf kembali. (cecep)
Kategori :