Rumah Terasi Rawat Cita Rasa Khas Cirebon dan Topang Ekonomi Warga

Kamis 18-05-2017,08:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

TERASI khas Cirebon menjadi warisan turun temurun. Dibuat dengan cara tradisional, menjadikan cita rasa terasi khas Cirebon tetap terjaga. Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon merupakan salah satu sentra produksi terasi tradisional. Kuwu Desa Kanci Kulon, Laksanawati, menyebutkan, setidaknya ada sekitar 40 warganya yang menjadi perajin memproduksi terasi. Terutama kalangan perempuan. (Baca: Terasi Khas Cirebon, Miliki Cita Rasa Warisan Turun Temurun) Mayoritas warga Desa Kanci Kulon merupakan nelayan dan petani. Ketika para suami melaut dan mendapatkan rebon, istri-istrinya di rumah membuat terasi. Dari beberapa perajin terasi tradisional itu, sebagian sudah ikut kelompok perajin di Rumah Terasi. Perajin yang bernaung di Rumah Terasi menjadi binaan Cirebon Power sejak tahun 2014. Hingga saat ini, ada 24 perajin yang tujuh di antaranya menjadi pengurus. Pembinaan ini berhasil mengoptimalkan pemasaran, pengolahan hingga pengemasan produk. “Kita terbantu Rumah Terasi. Karena bisa memperluas jaringan pemasaran produksi terasi warga Kanci,\" ujar salah seorang pengurus, Sofiah. (Baca: Terasi Khas Cirebon Melegenda Kelezatannya, Ini Sebabnya) Ke depan, pemasaran bakal memanfaatkan sistem online. Salah satunya melalui situs belanja bukalapak.com dan situs sejenis. Tak hanya itu, promosi juga gencar dilakukan. Menurut Sofiah, Ramadan mendatang, akan dibuka posko mudik. Tujuannya, memperkenalkan terasi khas Kanci. Di tangan para perajin Rumah Terasi, kemasan pun kini berbeda. Selain memiliki ciri orisinil cap lima jari, ada juga sachet yang dihargai Rp 10 ribu. Untuk olahannya, mulai dibuat sambal kacang. Harganya pun terjangkau Rp 15 ribu/botol. Rumah Terasi yang merupakan corporate social responsibility (CSR) Cirebon Power menjadi harapan baru. Perubahan strategi pemasaran, kemasan dan olahan, bakal meningkatkan perekonomian warga. Anak-anak muda Kanci juga bisa ikut pengolahan tradisional yang sudah turun temurun diajarkan untuk kaum perempuan. \"Kalau laku banyak terasinya, untungnya banyak. Jadi anak-anak nggak malu, bisa ikut melestarikan terasi Kanci,\" tuturnya. (jamal suteja)

Tags :
Kategori :

Terkait