Jemaah Waqiah Permata Hati Wisata Ziarah ke Makam Sykeh Panjalu

Kamis 25-05-2017,13:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Jemaah Waqiah Permata Hati Cirebon mengadakan wisata ziarah ke makam Syekh Panjalu, Ciamis, Jawa Barat, akhir pekan lalu (20-21/5). Selain perjalanan spiritual, kegiatan itu dalam rangka mempererat silaturahim. Sampai di lokasi ziarah Sabtu (20/5) malam. Sekitar pukul 00.00 WIB jemaah baru menuju makam Syekh Panjalu atau masyhur dengan nama Prabu Hariang Kencana putra Prabu Borosngora, penyebar Islam pertama di Panjalu. Makam Syekh Panjalu berada di atas bukit pulau kecil bernama Nusa Gede. Pulau yang dikenal juga dengan nama Nusa Larangan itu dikelilingi Situ Lengkong. Untuk sampai ke makam Syekh Panjalu, puluhan jemaah harus menggunakan dua perahu motor yang bersandar di dermaga situ. Para jemaah tidak langsung menuju pintu masuk makam, tapi diajak mengelilingi pulau Nusa Gede. Karena kondisi malam hari, atmosfer yang dirasakan jemaah menjadi pengalaman tersendiri. Pasalnya, dengan penerangan prahu seadanya, suasana pekat lebih dominan. Selain itu, beban perahu yang membawa jemaah sekitar 25 orang membuat air tinggal sejengkal saja masuk ke perahu. Sampai di pintu makam, jemaah harus menaiki tangga sekitar 50 meter. Sampai di makam Syekh Panjalu, para jemaah membaca Alquran dan tahlil. Menurut KH Lukman Hakim, selaku pimpinan jemaah, agenda ziarah merupakan kali pertama dilaksanakan selama dua tahun lebih Jemaah Waqiah Permata Hati eksis. Sebelumnya hanya pengajian rutin Waqiah tiap Sabtu malam di rumah jemaah. \"Para jemaah berinisiatif untuk ziarah, ya kita lakukan tahun ini. Kebetulan di makam Syekh Panjalu, selain sebagai tujuan ziarah, lokasinya menarik sebagai tempat wisata. Jadi kita di sini ziarah sekaligus berwisata,\" tutur Kiai Lukman. Menurut Kiai Lukman, banyak hal yang bisa menjadi pelajaran dari ziarah. Selain mengingatkan orang yang masih hidup akan mati, ziarah juga meneladani apa yang diamalkan almarhum selama masih hidup. Terkait Syekh Panjalu, Kiai Lukman percaya bahwa apa yang dilakukan almarhum saat hidupnya lebih mementingkan umat. Sehingga wajar jika saat ini banyak yang diziarahi banyak orang. \"Bayangkan, orang mati saja masih mendatangkan banyak berkah bagi orang yang masih hidup, semua merasakan manfaatnya. Berarti orang ini pasti memiliki keutamaan yang patut dijadikan ibroh,\" ujarnya. (hsn)

Tags :
Kategori :

Terkait