Pelaku Penusukan Anggota Brimob Ternyata Penjual Kosmetik

Minggu 02-07-2017,12:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA - Pelaku teror penusukan dua anggota Brimob tepat di depan Markas Besar (Mabes) Polri terungkap. Setelah dilakukan penelusuran, diketahui pelaku merupakan Mulyadi, seorang penjual kosmetik di Roxy, Bekasi, Jawa Barat. Sabtu (1/7), Polri telah memeriksa kakak ipar dan kakak kandung pelaku. Walau belum diketahui dari mana Mulyadi bisa terjangkit paham radikal, namun sudah dipastikan keterhubungannya dengan ISIS. Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan, identitas pelaku telah diketahui, bisa dibilang 75 persen bahwa pelaku bernama Mulyadi yang kartu tanda penduduknya (KTP) ditemukan di saku pelaku. Alamat dalam KTP DI Pegaulan, Sukaresmi, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat. ”Dilakukan pengecekan berulang kali,” ujarnya. Awalnya, saat dicek alamat dalam KTP tersebut tidak ditemukan atau tidak ada. Foto dalam kartu identitas yang dicocokkan dengan wajah pelaku kurang mirip. ”Namun, pengecekan mendalam terus dilakukan,” jelasnya. Hasilnya, ternyata berdasarkan kesaksian dari kakak iparnya, pelaku memang bernama Mulyadi. Alamat yang tertera di KTP itu merupakan milik kakak ipar. ”Tapi, Mulyadi ini tidak tinggal di sana,” papar mantan Wakabaintelkam tersebut. Dari pemeriksaan sementara, diketahui pelaku ini berprofesi sebagai penjual kosmetik di pusat perbelanjaan Roxy, Bekasi. Belum diketahui bagaimana bisa Mulyadi ini memiliki paham radikal. ”Kami masih mintai keterangan keluarganya,” jelasnya. Kendati begitu, untuk memastikan identitas pelaku akan dilakukan tes DNA. Nantinya akan dicocokkan antara DNA pelaku dengan keluarganya. ”Apakah orang tua, kakak kandung atau adik kandungnya,” ujarnya. Saat ini baru diketahui aksi teror dilakukan pelaku tunggal, namun semua itu harus dicek kembali. Maka, dilakukan analisa terhadap closed circuit television (CCTV) yang ada di sekitar lokasi kejadian. ”kita lihat apakah ada yang lain,” paparnya. Sementara, Wakapolri Komjen Syafruddin menjelaskan, penyerangan terhadap dua anggota Brimob di Masjid Falatehan depan Mabes Polri hampir pasti didalangi ISIS. Hal itu dilihat dari modus pelaku yang menyerang petugas dengan pisau yang memuat luka-luka di bagian pipi, mirip dengan penyerangan di Polda Sumatera Utara. ”Hampir pasti ini ada keterlibatan ISIS,” jelasnya. Kelompok mana yang mendalangi teror kali ini? Dia menerangkan, yang pasti siapapun yang terlibat dalam penyerangan tersebut akan dikejar. Kasus tersebut masih dikembangkan Densus 88 Anti Teror. ”Tunggu saja ya,” papar mantan Kalemdikpol tersebut. Setyo Wasisto menambahkan, kemungkinan kelompok yang bertanggungjawab dengan aksi teror kali ini sama dengan kelompok yang menyerang Polda Sumut. ”sasarannya polisi, bisa dibilang sama dengan yang sebelumnya,” ungkapnya. Aksi teror menggunakan pisau secara membabi buta terhadap polisi itu diakui merupakan instruksi dari Bahrun Naim. ”Memang dari dia nstruksinya, karena itu Polri berupaya melakukan antisipasi,” jelasnya. Semua anggota diinstruksikan untuk memperketat penjagaan dan pengamanan diri dalam beraktivitas. ”Diimbau untuk anggota jangan lengah dan membawa senjata dalam setiap aktivitasnya,” terangnya. Saat melakukan penjagaan, misalnya sedang mengecek bawaan pengunjung diharuskan ada satu anggota lain yang bersenjata dan mengawasi situasi sekitar. ”Kalau sedang sholat itu juga harus ada yang berjaga bersenjata, laras panjang mungkin tidak perlu. Tapi, senjata laras pendek bisa dibawa. Lalu, ada juga yang berjaga dan gantian nantinya dalam beribadah,” ungkapnya. Untuk anggota yang tidak mendapatkan inventaris senjata api, maka bisa memberlakukan buddy system, anggota bersama-sama menjadi sebuah unit yang saling menjaga. Yang tidak membawa senjata itu harus bersama dengan anggota yang bersenjata. ”Sehingga, anggota saling menjaga dan bisa menangkal bila adanya serangan mendadak,” tegasnya. (idr/lum)

Tags :
Kategori :

Terkait