Perbaikan Sekolah Jangan Tunggu Ambruk

Senin 10-07-2017,08:38 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Sedikit demi sedikit, puing-puing dari kerangka bagian atap SDN 2 Pamengkang, Kecamatan Mundu yang ambruk, Sabtu (8/7), mulai dibersihkan. Genteng yang semula masih terpasang di atap pun, diturunkan. Yang tersisa saat ini, hanya bagian bangunan yang terbuat dari kayu dan sejumlah mebeler seperti kursi, meja serta lemari yang tidak bisa dievakuasi, karena bagian pintu tertutup runtuhan bagian atap. Kasus ambruknya bangunan sekolah di Kabupaten Cirebon, kata aktivis Cirebon Timur, Drs Adang Juhandi, harusnya tidak perlu terjadi. Jika dinas yang berwenang, rutin melakukan inventarisasi dan pengecekan kondisi, sekolah mana saja yang butuh perbaikan mendesak. Menurutnya, peran Disdik selain mengurusi persoalan kurikulum dan mutu pendidikan, juga harus memperhatikan kualitas media pendidikan seperti kondisi bangunan. “Kan bisa dilihat. Disdik pasti punya datanya. Mana saja bangunan sekolah yang umurnya masuk kategori uzur dan perlu perbaikan. Tidak perlu menunggu sampai bangunan roboh,” ujarnya. Dijelaskannya, jika kondisi bangunan yang ambruk masih tergolong baru, maka Disdik harus memanggil pemborongnya. Namun jika kondisi bangunan memang sudah lama, maka yang dipertanyakan adalah perawatannya. “Barang inventaris termasuk bangunan itu tentu ada anggaran pemeliharaan dan perawatan. Kalau kondisinya sampai ambruk begitu, tentu jadi pertanyaan, selama ini dirawat tidak? Dipelihara tidak? Kalau anggarannya sedikit minta ditambah, jangan diam. Jelaskan persoalan yang dihadapi, saya yakin pimpinan pasti menyetujui,” imbuhnya. Yang ia takutkan, kondisi yang terjadi saat ini (sekolah ambruk, red) bisa saja terjadi di sekolah manapun. Oleh karena itu, dia mendesak pemerintah untuk segera merevitalisasi sekolah-sekolah yang masuk kategori tua, agar tidak sampai memakan korban. “Ini untung sekolahnya masih libur. Harus segera didata, sekolah mana saja yang masuk kategori tua. Jangan sampai kondisi seperti ini dipaksakan,” paparnya. Sementara, Kepala SDN 2 Pamengkang, Aman SPd mengatakan, saat ini sudah ada dua ruangan kelas yang tidak digunakan. Satu ruangan atapnya rusak parah, dan satu lokal kelas lagi kondisinya juga nyaris roboh. Sehingga dua ruang kelas itu tidak akan digunakan. \"Kami bingung karena tanggal 17 Senin depan siswa sudah masuk tahun ajaran baru,\" ucapnya, kemarin. Dikatakan dia, total ada sekitar 285 siswa di SDN 2 Pamengkang. Sementara jumlah siswa baru mencapai 42 orang. Tidak hanya ruangan kelas yang tidak bisa digunakan, namun pihaknya masih kekurangan kursi dan meja untuk para siswa. Hal itu lantaran banyak mebeler yang rusak karena dimakan usia dan tertimpa atap yang roboh. Sebenarnya, kata Aman, sekolah sudah beberapa kali mengajukan untuk merehab ruangan kelas tersebut. Bangunan itu diketahui terakhir direhab sejak tahun 2013. \"Sudah lama kami ajukan dari tahun 2015, tapi belum ditanggapi. Hingga akhirnya kami kosongkan tiga bulan lalu. Lalu sekarang akhirnya roboh,\" cetusnya. Kuwu Desa Pamengkang, Saefudin Juhri mengatakan, mendekati tahun ajaran baru ini, pihaknya berharap agar pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon bisa secepatnya memperbaiki bangunan tersebut. \"Kasihan siswa karena sebentar lagi akan masuk tahun ajaran baru,\" terangnya. (dri/jml)    

Tags :
Kategori :

Terkait