Sistem Zonasi Tak Mendongkrak Kuota Sekolah Negeri di Pinggiran Kota

Selasa 11-07-2017,10:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Tujuan pemerataan pendidikan melalui sistem zonasi, tetap tidak menolong sejumlah sekolah mendapatkan siswa sesuai daya tampungnya. Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Cirebon yang memberi pengecualian sistem zonasi disambut baik sekolah di pinggiran. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan SMPN 10 Cirebon, Kuraesin berharap, pengecualian zonasi mampu meningkatkan jumlah siswa. Diketahui di hari terakhir pendaftaran PPDB Online SMP, SMP 10 Cirebon baru mendapat siswa sebanyak 184 orang dari kuota 202 siswa. \"Di zona kami ada lima sekolah. Mungkin kurangnya siswa ini karena banyak calon siswa yang memilih sekolah lain. Tapi untuk sekarang kami yakin akan terpenuhi dengan kebijakan lintas zona,\" tutur Kuraesin, kepada Radar, Senin (10/7). Kureasin menambahkan, dengan sistem zonasi orang tua mestinya berperan untuk mendukung dan meyakinkan calon siswa bahwa tidak ada lagi status sekolah favorit. Bila dilihat seksama, sekolah di mana pun semuanya menerapkan standar yang sama. Menurutnya, sistem zonasi tersebut menurutnya harus dibekali dengan kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke tempat sesuai dengan zonasi dan memberikan pemahaman seputar sekolahnya itu sendiri. \"Pilihan terbaik berdasarkan calon siswa dan orang tua sendiri, sekolah hanya membantu mendidik yang terbaik jika sudah berada di sekolah,\" katanya. Hal senada disampaikan Wakasek Kurikulum SMPN 8 Cirebon, Wagino. Menurutnya kebijakan menerima siswa lintas zona, bakal menolong sekolah yang belum terpenuhi kuotanya. Dengan sistem lintas zonasi, peluang terpenuhinya kuota rombel lebih besar termasuk dari siswa luar daerah. \"Di zona kami rata-rata sudah masuk ke SMPN 6 Cirebon, SMPN 7 Cirebon. Kalau lintas zona, kita bisa terima dari kabupaten juga,” tuturnya. Ada peristiwa unik saat kegiatan PPDB SMPN pada Senin (10/7). Di SMPN 8 Cirebon, dengan update terakhir pukul 13.00 WIB menunjukan jumlah siswa terdaftar sebanyak 201 orang. Sekitar pukul 14.00 justru berkurang menjadi 198 siswa. Panitia PPDB online SMPN 8 Cirebon mengaku tak mengetahui penyebab terjadinya berkurangnya siswa tersebut. Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Drs H Jaja Sulaeman MPd mengimbau siswa yang belum diterima di sekolah sesuai zonasi untuk mendaftar ke SMPN dengan kuota belum terpenuhi. Dengan berakhirnya pendaftaran PPDB, sistem zonasi dan prestasi otomatis dihapuskan. Adapun sekolah yang kekurangan siswa, dapat membuka pendaftaran lanjutan melalui offline. Hanya saja, untuk warga zonasi tetap harus mendaftar di SMPN yang masuk di dalamnya. “Kita tetap prioritas warga Kota Cirebon. Misalnya SMPN 13 masih ada kuota. Warga zonasi IV diharuskan mendaftar ke SMPN 13,” ucapnya. Sedangkan warga luar Kota Cirebon, dibebaskan mendaftar ke SMPN tujuan yang masih ada kuota di Kota Cirebon. Artinya, penekanan zonasi tetap menjadi acuan. Untuk sekolah yang masih banyak kekurangan siswa seperti SMPN 18, Disdik akan menggelar pertemuan lanjutan dengan masyarakat, RW, lurah, camat disekitar wilayah sekolah tersebut. Jaja meyakinkan, SMPN 18 akan menjadi prioritas dalam peningkatan sarana prasarana. Sehingga, tujuan sistem zonasi untuk pemerataan pendidikan dapat terwujud berikut penunjangnya. “Kami di daerah hanya menjalankan. Sejauh ini seluruh SMPN tidak ada persoalan. Hanya saja, masih ada SMPN kekurangan siswa,” tukasnya.  (myg/ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait