Jalur Non Tol Mendesak, Warga Sekitar Bandara BIJB Tunggu Pembebasan Lahan

Kamis 13-07-2017,09:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA – Warga di sekitar Bandara Internasional jawa Barat (BIJB) Kertajati berharap akses non tol yang menghubungkan bandara ke wilayah sekitar segera direalisasikan. Jalan yang selama ini digunakan lalu lalang kendaraan proyek juga mesti segera dibebaskan. Salah seorang tokoh masyarakat, Samsul Arifin menyebutkan, akses jalan proyek yang digunakan untuk mengangkut material dari jalur Kadipaten-Jatitujuh statusnya masih milik warga. Warga berharap agar jalan yang disewa pengembang tersebut segera dibebaskan dan dibangun jalan permanen non tol. Beberapa waktu lalu telah dilakukan pengukuran jalan tersebut, namun hingga saat ini belum ada kepastian kapan para pemilik tanah menerima pembayaran. Sehingga warga menunggu pencairan pembebasan tersebut, untuk segera dibelikan lahan pengganti. “Kemarin banyak yang menanyakan kapan mau dibayar, karena pengukuranya sudah dilakukan bahkan sudah dipatok. Kalau sudah dibebaskan silakan jalan itu dipermanenkan untuk jalur non tol,” ujar Samsul, Rabu (12/7). Apalagi jika jalur non tol terbangun, warga sekitar bisa membuka usaha di sepanjang jalan menuju bandara tersebut. Sehingga secara langsung bisa menopang perekonomian warga yang paling dekat dengan bandara. Sementara Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Eman Suherman menjelaskan, upaya pembebasan lahan jalan proyek menuju lokasi bandara itu kewenangan provinsi. Informasi yang didapat dari Bina Marga Jawa Barat, akan dilakukan pembebasan lahan tersebut. Menurutnya, jalan proyek sepanjang 1,8 kilometer tersebut juga mendesak dikembangkan menjadi jalan permanen non tol menuju bandara. Bahkan informasinya eks jalan proyek tersebut nantinya akan dilebarkan untuk akses non tol, dilanjut ke exit tol Kertajati sepanjang 4 kilometer. “Informasi yang kami dapat pembebasanya sedang berlangsung, selama ini masih milik warga dan sistem sewa. Pemprov juga kabarnya sedang fokus pelebaran jalan provinsi menuju bandara, nanti peningkatan jalan diusulkan ke kementerian. Mudah-mudahan segera terealisasi, karena masyarakat sangat membutuhkan,” ujarnya. Apalagi melihat perencanaan pengoperasian bandara di awal hingga pertengahan 2018 mendatang, yang paling realistis untuk dioperasikan adalah jalur non tol. Hingga saat ini belum ada keputusan dari BPJT (badan pengelolaan jalan tol), dari kilometer berapa di ruas tol Cipali menuju bandara. Sehingga lebih tepat mendahulukan pembuatan akses non tol. Hal tersebut juga bisa membagi kepadatan arus kendaraan yang keluar masuk bandara, ketika telah beroperasi nanti. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait