Lagi, Pasien Miskin Ditolak

Minggu 04-11-2012,09:13 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

RS Beralasan Tak Bawa SKTM dan Masuk ketika Hari Libur ASTANAJAPURA– Pelayanan tidak optimal terhadap pasien dari warga miskin kembali dilakukan oleh rumah sakit milik pemerintah. Kali ini giliran RSUD Waled yang enggan melayani pasien hanya karena masuk pada hari libur dan belum membawa surat keterangan tidak mampu (SKTM). Kejadian ini dialami Moh Hasan Bisri (43), warga Desa Buntet, Dusun I RT 01 RW 03, Kecamatan Atanajapura. Kuwu Desa Buntet, Sudirman, mengatakan, Sabtu siang (3/11) warganya itu melangalami keram perut. Keluarga yang panik segera membawa Moh Hasan Basri ke Puskesmas Astanajapura.  Setelah mendapat pemeriksaan dari paramedik setempat, mereka memberikan rujukan agar Hasan dibawa ke RSUD Waled untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Puskesmas beralasan penyakit yang diderita Hasan tergolong akut. “Oleh keluarga Hasan saya dihubungi guna mengurus administrasi rumah sakit,” kata Sudirman kepada Radar melalui sambungan telepon selular. Sebelum berangkat ke RSUD Waled, Sudirman meminta saran kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon melalui salah satu pegawai, Mudiono. “Saya jelaskan, nanti akan diurus SKTM sebagai syarat penerima layanan Jamkesda pada hari Senin. Pak Mudiono pun mengamini dan meminta agar pasien segera dibawa ke rumah sakit,” terangnya. Tak hanya itu, Sudirman juga menghubungi Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Toif SPd. Sudirman pun menjelaskan keadaan si pasien yang sebenarnya, dan Toif menyarankan agar pasien bisa ditangani dengan layanan Jamkesda. “Pak Toif tak mempermasalahkannya,” imbuhnya. Karena banyak dukungan, mereka kemudian membawa Hasan ke RSUD Waled. Tapi apes, Hasan tidak segera ditangani karena menggunakan fasilitas Jamkesda dan adminitrasinya belum dilakukan dan masuk pada hari libur. Rumah sakit memberikan solusi agar pasien masuk dalam kategori pasien umum. “Jadi walaupun sudah dapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon dan anggota Komisi IV, tapi kalau belum ada instruksi dari pihak manajemen rumah sakit tidak akan dilayani sebagai pasien Jamkesda,” tutur Sudirman, sambil menirukan ucapan salah seorang petugas UGD yang kebetulan melayani pasien. Sudirman sendiri sempat menghubungi Mudiono dan Toif guna mengabari kondisi terakhir yang diterima oleh si pasien. Mereka kemudian mendapatkan nomor telepon dr Yadi yang bekerja di bagian pelayanan kesehatan RSUD Waled. Namun, nomor yang dihubungi tidak aktif. “Akhirnya saya hubungi Mudiono dan Toif lagi. Mereka menyayangkan sikap RSUD Waled yang tidak mau melayani pasien miskin ke dalam kategori Jamkesda,” ungkapnya penuh kecewa. Berdasarkan informasi terakhir yang disampaikan oleh Sudirman, kalau Moh Hasan Bisri sudah masuk ruang Anggrek dengan biaya sendiri, karena oleh petugas UGD tidak diperkenankan untuk menginap di tempat tersebut. Bahkan, oleh dokter diberi resep obat seharga Rp150 ribu, tapi belum ditebus kareka tidak ada uang. (jun)  

Tags :
Kategori :

Terkait