Beberkan Fakta, Panitia 11 Bantah Tuduhan

Selasa 18-07-2017,22:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA - Kemenangan calon kades nomor urut 2, E Sudiana pada Pilkades Sabtu (15/7) lalu, melalui asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Berita acara hasil pemilihan juga sudah ditandatangani para saksi. Hal itu diungkapkan Ketua Panitia Pilkdes Sutawangi Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Firdaus. Dia juga membantah tuduhan salah satu tim sukses bahwa daftar pemilih tetap (DPT) tidak diketahui masyarakat. Karena menurutnya, sejak masih DPS sudah dipasang di tiap dusun dan DPT dipasang di depan balai desa. Panitia memberi kesempatan kepada yang berhak memilih tapi tidak tercantum di DPT untuk mendaftar hingga jam 22.00 sebelum hari H pencoblosan, dan ada sejumlah warga yang masuk ke daftar susulan. Mengenai tuduhan ada politik uang, laporan itu sudah ditindaklanjuti tim pengawas dan ternyata hanya berupa pemberian ongkos ke balai desa untuk satu keluarga Rp 20 ribu oleh seorang RT yang dianggap simpatisan calon kades nomor 2. Tentang anggota ormas atau LSM yang masuk area pencoblosan, yang bersangkutan adalah warga Sutawangi. Kebetulan dia akan mencoblos dan mengenakan seragam ormas tertentu. Sementara terkait anggota ormas di sekitar balai desa, panitia tidak mengetahuinya. Kalaupun ada, bukan kewenangan panitia, karena merupakan ruang publik. Soal pemberian sembako ke anak yatim dan diaangap kampanye terselubung karena dianggap simpatisan nomor 2, sudah ditangani panwas di lokasi dan kegiatan tersebut dibubarkan. Panitia 11 telah berusaha bekerja secara sungguh-sungguh, berhati-hati, dan sesuai aturan. “Kami tidak berkepentingan terhadap siapa pun yang terpilih sebagai Kepala Desa Sutawangi. Kami tidak ingin mencederai pekerjaan yang melelahkan selama lima bulan sejak persiapan hingga pemungutan suara,” tandasnya. Menurutnya, setelah Pilkades masyarakat tetap tenang, aman, dan kondusif tanpa gejolak apapun.  Kalaupun ada tuduhan panitia tidak bekerja dengan baik, Ahmad menganggap biasa karena kekecewaan di pihak yang belum beruntung pasti ada. “Yang penting jangan sampai ditunggangi segelintir petualang dan pialang politik, yang memanfaatkan kekecewaan orang dengan mengail di air keruh untuk kepentingan pribadi,” tandas guru SMAN 1 Jatiwangi ini. (ara)  

Tags :
Kategori :

Terkait