MAJALENGKA – Melonjaknya harga garam di sejumlah pasar sejak sepekan terakhir, mengakibatkan sejumlah pengusaha maupun perajin telur asin di Desa Lame, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka terancam gulung tikar. Karena mereka kesulitan mendapatkan garam yang menjadi salah satu bahan pembuat telur asin. Salah seorang pembuat telur asin, Nendi Junaedi (47) menuturkan, harga garam kasar atau bukan garam kemasan juga melambung tinggi menembus Rp 5 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya hanya Rp 1.500 per kilogram. Mahalnya harga garam tersebut karena susah didapat di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Majalengka. Kondisi tersebut berpengaruh pada usaha pembuatan telur asin miliknya. “Kalaupun ada harganya cukup mahal yang membebani biaya produksi pembuatan telur asin,” tuturnya kepada Radar Majalengka. Nendi harus memutar otak agar usahanya tetap bertahan dan tidak mengalami kerugian cukup besar. Dia mengaku tidak berani mengurangi takaran garam saat memproduksi telur asin, karena akan berimbas kepada kualitas telur asin produksinya. Meski demikian menurutnya, banyak perajin telur asin yang mengurangi takaran garam. Cara itu dilakukan agar harga telur asin tidak ikut naik. Karena jika harga telur asin ikut naik, justru tidak akan laku di pasaran. Masyarakat enggan membeli telur asin lantaran harganya mahal dan mereka bakal memilih komoditas pangan lainnya. “Harga sebutir telur asin Rp 3 ribu. Saya biasa menjual ke sejumlah pedagang pasar tradisional dan warung makan di Kabupaten Majalengka. Dalam sehari saya mampu membuat telur asin lebih dari 500 butir,” paparnya. Nendi berharap, harga garam di pasaran kembali stabil. Sehingga tidak menggerus usaha pembuatan telur asin yang dirintisnya sejak tiga tahun terakhir. Tidak menutup kemungkinan usaha telur asin miliknya gulung tikar jika harga garam tidak kunjung turun. Hal senada diungkapkan perajin telur asin lainnya, Asep (40). Melonjaknya harga garam berimbas kepada proses pembuatan telur asin yang digelutinya selama beberapa hari ini. Para pedagang telur asin juga semakin resah saat garam langka di pasaran. “Saya terpaksa mengurangi jumlah produksi telur asin karena harga garam cukup mahal. Setiap hari saya bisa membuat lebih dari 100 butir telur asin. Tetapi sekarang saya buat hanya separuhnya saja. Karena harga garam naik. Cara ini agar biaya operasional tidak membengkak,” imbuhnya. (ono)
Sebab Garam Mahal, Perajin Telur Asin Terancam Gulung Tikar
Sabtu 29-07-2017,22:35 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :