Panglima TNI Khawatir Jika Jokowi Tak Lagi Jadi Presiden

Sabtu 05-08-2017,20:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

BALI-Setiap pergantian presiden, kebijakan negara kerap mengalami perubahan. Termasuk juga program stragtegis. Kondisi ini menurut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tidak bagus bagi Indonesia. Jenderal Gatot Nurmantyo menilai seharusnya Indonesia memiliki program jangka panjang. Supaya kebijakan pemerintahan tidak selalu berubah ketika presidennya berganti. \"Kita mau kawin saja ada perencanaan, satu tahun, dua tahun. Negara yang begitu besar perencanaanya lima tahun dan yang merencanakan, visi presiden. Lima tahunan, habis itu ganti lagi,\" ujarnya saat menjadi pemateri di Rapimnas I Partai Hanura, The Stone Hotel, Kuta, Bali, Jumat (4/8). Oleh karena itu dia berharap agar Indonesia memiliki program jangka panjang yang harus dipatuhi siapapun bukan rencana lima tahun saja. \"Hanya karena kebesaran tuhan saja kita bisa selamat. Inilah yang ambigu, tidak terlihat di permukaan. Semuanya ambigu,\" tambah Gatot. Kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu, untungnya Indonesia kemarin memiliki presiden dua periode. Yakni di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2014. Namun, dia kembali khawatir, jika tidak ditetapkan program jangka panjang yang berlaku bagi siapapun presidennya nanti, program-program yang ada di pemerintahan saat ini tidak akan dilanjutkan. \"Contohnya sekarang ini, kalau tahun depan ganti bukan Pak Jokowi, itu infrastruktur nggak berlaku itu. Sekarang kan terserah presidennya. Konsentrasi saya ke ini apa yang terjadi. Yang merusak kita sendiri dengan aturan-aturan. Undang-undang yang dibuat satu minggu, dua mingggu pada waktu itu,\" pungkasnya. (dna/JPC)  

Tags :
Kategori :

Terkait