Warga Kuningan Krisis Garam, Stok di Pasar Habis

Selasa 08-08-2017,13:07 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN – Ketersediaan komoditas garam di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Kuningan sudah sepekan ini langka. Seperti terpantau di Pasar Baru Kuningan, kekosongan stok garam hampir terjadi di setiap toko klontong. Kekosongan sudah terjadi sejak seminggu terakhir karena belum ada kiriman dari distributornya. “Biasanya kiriman garam ada dua kali yaitu Selasa dan Sabtu, tapi minggu lalu hanya sekali yaitu hari Selasa saja. Itu pun jumlahnya terbatas, dari pesanan 10 bal, tapi hanya diberi lima atau tiga bal saja,” kata Ella salah satu pedagang klontongan Pasar Baru. Selain adanya pengurangan kiriman garam, lanjut Ela, kini harganya pun melambung tinggi. Dari biasanya dia membeli satu bal garam beriodium seharga Rp34.000, kini melonjak menjadi Rp40.000. “Sudah barangnya susah, sekarang harga garam juga jadi mahal. Kiriman hanya sedikit, hanya dalam waktu sehari langsung habis terjual. Jadi sekarang saya sudah tidak menjual garam,” kata Ela. Pedagang yang lain bernama Titi, mengaku mendapat kiriman garam yang biasa dijual di super market. Praktis harganya pun jauh lebih mahal dari yang biasanya. “Kemasannya warna biru dan modalnya saja sudah Rp4.000 per bungkus. Otomatis saya menjualnya antara Rp5.000 hingga Rp6.000 per bungkus. Itu pun stoknya tinggal satu pak,” kata Titi. Titi dan sebagian besar pedagang mengaku heran, bagaimana bisa Negara Indonesia yang dikeliling lautan ternyata mengalami krisis garam. Atas kondisi tersebut, Titi pun berharap ada perhatian dari pemerintah untuk segera melakukan tindakan agar pasokan dan harga garam kembali normal. Kekosongan stok garam tersebut pun mendapat sorotan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kuningan yang terus melakukan pemantauan. Seperti diungkapkan Kasi Penataan Pasar Disperindag Andi Suwandi, sejak beberapa hari ini pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap stok garam ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Kuningan. “Hari ini (kemarin) kami melakukan sidak untuk memastikan ketersediaan garam di pasar, ternyata memang kosong. Ini menjadi bahan laporan dan pembahasan kami untuk mencari solusinya,” kata Andi didampingi petugas pemantau pasar Arisman. Dijelaskan Andi, kekosongan stok garam ini praktis berdampak bukan hanya kepada masyarakat sebagai kebutuhan pokok sehari-hari, namun juga terhadap kelangsungan industri. Salah satunya untuk kebutuhan pengasinan ikan hingga kebutuhan pabrik tahu. “Mudah-mudahan secepatnya ada kebijakan pemerintah pusat dalam menangani kekosongan stok garam di pasaran ini,” kata Andi. (fik)

Tags :
Kategori :

Terkait