Gagal Panen, Petani Beralih Ternak Ayam Kampung Organik

Senin 21-08-2017,02:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

INDRAMAYU – Tak mau larut dalam kesedihan karena mengalami gagal tanam, para petani di wilayah Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, memilih ganti profesi. Mereka menjadi peternak ayam kampung organik. “Iya, ini lagi coba-coba usaha baru. Beternak ayam kampung organik,” ucap Diding, petani di Desa Kopyah, Kecamatan Anjatan, kepada Radar Cirebon. Usaha itu, ungkap dia, tidak lepas dari gaya hidup sehat masyarakat mengonsumsi daging organik yang lagi tren. Dari yang dipelajarinya, ayam organik memang dipelihara secara khusus. Selama pemeliharaan ayam mesti bebas dari bahan kimia sintetis. Pakan berupa campuran dedak, jagung, tepung singkong, tepung ikan atau lainnya yang bukan buatan pabrik. Vitamin, obat-obatan sampai hormon pemacu tumbuh tidak diberikan. Namun diganti dengan ramuan yang bersifat herbal. “Prinsipnya sama dengan budidaya ayam kampung biasa, bedanya adalah cara memeliharanya. Mulai dari awal telur menetas hingga proses pemasaran semua proses dan cara budidayanya adalah organik. Jadi semua proses budidaya ayam tidak menggunakan bahan kima atau obat-obatan yang berbahaya,” terang dia. Perbedaan lainnya, budidaya ayam kampung organik tidak dengan cara diumbar seperti pada umumnya. Tapi secara semi intensif. Ayam tetap diumbar namun di areal terbatas supaya sehat karena jika dikurung di dalam kandang saja maka tidak bisa tumbuh berkembang dengan baik. Lokasi kandangnya, tidak boleh terlalu dekat dengan rumah penduduk untuk menghindarkan dari gangguan stres atau pun penyebaran virus. Mendapat sinar matahari yang cukup, kotorannya harus sering dibersihkan. “Makanya kita bikin kandangnya juga harus sehat dan berada diruang terbuka,” kata Diding. Dari yang pernah dirasakannya,  ayam organik mempunyai banyak keunggulan. Seperti dagingnya berwarna kemerahan, seratnya halus, lebih gurih dan bebas residu. Sehingga tak mengherankan harga jual ayam kampung organik lebih mahal sekitar Rp 40-50 ribu/kg. Harga itu masih lebih tinggi dibandingkan harga ayam pedaging biasa Rp 22.000-Rp 23.000 per kg. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait