Tiga Aspek Dukung Provinsi Cirebon

Rabu 21-11-2012,09:30 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON – Dari aspek historis, geografis dan filosofis, Provinsi Cirebon memang sudah layak untuk dibentuk. Tiga aspek inilah yang seharusnya diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar merelakan masyarakat di wilayah Ciayumajakuning memilih mengatur nasibnya sendiri alias membentuk daerah yang mandiri. Hal ini disampaikan oleh salah satu tokoh Cirebon Drs R Udin Kaenudin MSi, kepada Radar (20/11) kemarin. Secara historis, Mbah Kuwu Cirebon mendirikan Negeri Caruban (Cirebon) pada 1455 H yang selanjutnya dilanjutkan Syekh Syarif  hingga zaman panembahan hingga kasultanan. Cirebon merupakan sebuah kelanjutan dari Kerajaan Padjajaran. “Runtuhnya Padjajaran, muncullah Cirebon,” kata Udin. Kemudian, secara geografis wilayah Cirebon dan sekitarnya sangat strategis, karena berada di jalur pantura dengan segala fasilitas yang sudah ada, seperti pelabuhan, stasiun kereta, bandara penerbangan, kompleks perkantoran pemerintah yang sudah lengkap. Ditambah sejumlah aset daerah berlevel multinasional, sehingga sangat layak apabila dijadikan sebuah daerah provinsi. “Di wilayah Cirebon semua sudah ada,” imbuhnya. Selain itu, secara filosofis Cirebon adalah Kota Wali. Artinya, Cirebon adalah pusat peradaaban yang dibangun oleh para wali yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Oleh karena itu, Cirebon harus maju dan berkembang layaknya daerah tua lainnya yang ada di Indonesia. “Makanya, layak untuk mekar,” bebernya. Sementara, Ketua BPD Sitiwinangung Kecamatan Jamblang Sandika SSos mengungkapkan bahwa pembentukan Provinsi Cirebon adalah sebuah hal yang realistis. Pasalnya, masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota mendukung penuh. Sehingga, sangat menyayangkan kalau ada orang yang terlalu apriori terhadap pembentukan Provinsi Cirebon. “Saya kira dukungan Bupati Cirebon, bukan karena dia gagal nyalon di Jawa Barat, tapi konsisten mendukung sejak lama,” pungkasnya. (jun)

Tags :
Kategori :

Terkait