Ke Kabul, Jenderal Allen Disambut Ledakan

Kamis 22-11-2012,09:07 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Bom Bunuh Diri Dekat Pangkalan NATO, Tiga Tewas KABUL - Lebih dari sepekan setelah Pentagon (Dephan AS) mengumumkan penyelidikan keterkaitannya dengan skandal asmara mantan Direktur CIA David H Petraeus, Jenderal John R Allen kembali bertugas kemarin (21/11). Jenderal AS yang menjabat komandan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional atau ISAF (pasukan koalisi asing di bawah NATO dan PBB) itu kembali ke Kota Kabul untuk menjalankan tugas dan kewajiban memimpin misi keamanan di Afghanistan. Kedatangan jenderal 58 tahun itu pun langsung disambut dengan ledakan bom bunuh diri kemarin. Sedikitnya, tiga orang tewas, termasuk seorang di antara dua pelaku bom bunuh diri, dalam ledakan yang terjadi di dekat pangkalan militer NATO dan kompleks kedutaan asing di Kota Kabul tersebut. Kabarnya, serangan bom yang terjadi di Distrik Wazir Akbar Khan, Kabul, itu sengaja menarget pangkalan NATO di Kabul. Jubir ISAF-NATO Letkol Les Carroll mengungkapkan bahwa Allen sudah tiba di Afghanistan. Kemarin jenderal kelahiran Fort Belvoir, Virginia, pada 15 Desember 1953 tersebut 58 tahun itu langsung bertugas seperti biasanya. ’’Beliau (Allen) kembali menjalankan aktivitasnya sebagai komandan tertinggi pasukan NATO dan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan,’’ tuturnya kemarin. Sejak namanya terseret dalam skandal perselingkuhan mantan Direktur CIA (badan intelijen AS) David Petraeus, Allen harus menjalani serangkaian investigasi. Dia bahkan harus berada di Washington untuk keperluan penyelidikan. Menurut Carroll, Allen berada di Washington selama sekitar sepekan untuk menjawab berbagai pertanyaan soal korespondensinya melalui e-mail dengan Jill Kelley, salah seorang selingkuhan Petraeus. Ketika menyelidiki skandal cinta Petraeus dengan dua perempuan, Paula Broadwell dan Kelley, FBI menemukan 20.000 sampai 30.000 lembar dokumen korespondensi antara Allen dan Kelley. Kabarnya, sebagian e-mail itu mengandung komunikasi yang tidak pantas. Tapi, Pentagon yang kini menyelidiki kasus tersebut enggan merinci. Akibat skandal itu, Allen harus menerima konsekuensi yang serius. Menteri Pertahanan Leon Panetta terpaksa menunda pencalonan dirinya sebagai salah satu komandan tertinggi NATO. Seharusnya, untuk keperluan promosi itu, Allen menghadap Senat AS Kamis lalu (15/11). Karena Panetta akhirnya memutuskan untuk menunda promosi dirinya, Allen pun batal menghadap Senat. Bersamaan dengan hari pertama kembalinya Allen di Afghanistan, Taliban melancarkan aksi bom bunuh diri. Serangan yang terjadi di sekitar lokasi pangkalan NATO dan kantor kedutaan asing itu dilancarkan oleh dua orang. Semula, mereka menarget pangkalan AS yang terletak di kawasan yang sama. Tetapi, penjaga keamanan memergoki sehingga keduanya urung meledakkan diri di sana. ’’Seorang pelaku serangan bom bunuh diri dan dua penjaga keamanan tewas dalam ledakan itu,’’ kata Kepala Polisi Kabul Mohammad Ayoub Salangi dalam jumpa pers kemarin. Tetapi, dia membantah laporan yang mengatakan bahwa serangan maut itu dilancarkan dua pelaku. Menurut dia, pelaku bom bunuh diri hanya seorang dan tewas saat melakukan aksinya. Selain menewaskan dua penjaga keamanan, ledakan itu juga membuat seorang penjaga lain terluka. ’’Dua pegawai Kementerian Pertahanan yang berada di dalam mobil di dekat lokasi ledakan juga terluka,’’ lanjut Salangi. Laporan lain menyebutkan bahwa korban luka akibat ledakan bom bunuh diri tersebut berjumlah lima orang. Salangi menuturkan bahwa pelaku serangan bom bunuh diri menyamar sebagai penjaga keamanan. Dia memakai seragam yang sama dengan penjaga keamanan lain serta membawa senapan otomatis dan juga granat. ’’Sebenarnya, penjaga mengetahui rencana pelaku. Tapi, meskipun sudah diberondong tembakan, pelaku akhirnya bisa meledakkan diri,’’ jelasnya. Tak lama kemudian, kelompok militan Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan maut di dekat pangkalan NATO tersebut. ’’Sejumlah besar pelaku bom bunuh diri yang berbekal senjata berat dan ringan menyerang sebuah kantor penting milik CIA di Kabul. Serangan itu masih berlangsung,’’ terang jubir Taliban melalui pesan singkat (SMS) kepada media. (AP/AFP/hep/dwi)

Tags :
Kategori :

Terkait