Jelang Pilkada, Warga Kuningan Sambut Baik Munculnya Koalisi Besar

Kamis 14-12-2017,09:04 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN–Gerakan tiga parpol yakni Golkar, Gerindra dan PAN untuk menyatukan seluruh parpol di luar PDIP guna melawan calon incumbent (Acep dan calon pasangannya, red) dalam Pilkada 2018 nanti, disambut baik sejumlah kalangan warga Kuningan. Mereka pun rata-rata ingin ada perubahan Kuningan menjadi lebih baik dengan kepemimpinan yang baru ke depan. Ade Ahmadi, salah seorang warga Kuningan utara mengaku senang dengan adanya gerakan untuk menyatukan parpol-parpol menuju koalisi besar untuk mengimbangi calon incumbent atau petahana. Ia sangat yakin jika saja gerakan tersebut bisa terwujud dan parpol-parpol di luar PDIP bersatu, ke depan akan terwujud pula pemimpin Kuningan yang baru sehingga diharapkan bisa menjadikan Kuningan berubah lebih baik dari sebelumnya. “Gerakan Partai gerindra, Golkar dan PAN sangat bagus dan patut diapresiasi warga Kuningan yang menginginkan perubahan. Baru kali ini saya membaca koran yang isinya ada berita gerakan ini. Ini yang dari dulu kita tunggu, bagus banget nih, harus terus berupaya jangan sampai berubah lagi,” kata Ade kepada Radar Kuningan. Ade menuturkan, perubahan Kuningan sangatlah diperlukan karena masyarakat juga sangat merindukan sosok pemimpin baru yang lebih visioner untuk membangun berbagai bidang di Kuningan. Yang lebih diharapkannya lagi, dengan adanya gerakan koalisi besar tersebut, akan memunculkan pasangan calon bupati dan wakil bupati dengan figur yang muda dan bisa sejalan serta bersinergi antara bupati dan wabup jika nantinya terpilih. “Kita masyarakat Kuningan ingin sekali ada pemimpin baru yang lebih visioner. Kepemimpinan bupati Kuningan sekarang dan sebelumnya memang juga bagus dan visioner, tapi kita ingin juga pemimpin baru yang lebih baik, syukur-syukur dari kalangan yang tergolong masih muda. Kalau membaca berita katanya ada H Dudy Pamuji dan H Udin Kusnaedi, ini bagus juga, mereka menurut saya tergolong masih muda dan visioner,” tuturnya. Hal senada disampaikan Sanhadi, aktivis pemuda Kuningan yang juga pemerhati politik. Dengan munculnya kekuatan baru yang dipelopori tiga parpol itu, ia pun sangat mengharapkan parpol-parpol bisa bersatu dengan tidak mengedepankan ego masing-masing, terutama parpol yang memiliki kandidat. Baginya, tidak ada soal siapa yang paling layak menjadi kandidat bupati dan wabup dari para parpol tersebut, terutama kandidat dari Gerindra, PAN dan Golkar. Yang terpenting baginya parpol-parpol bisa bersatu mengusung kekuatan dengan visi membangun daerah yang lebih baik. “Kita juga ingin memiliki pemimpin daerah yang menatap jauh ke depan. Koalisi besar yang dipelopori ketiga partai ini harus bisa terwujud, jangan sampai hanya gembar-gembor di media saja. Kalau tujuannya baik dan tidak mancla mencle, insya Allah partai lainnya bisa bergabung, tentunya untuk memberikan perubahan Kuningan. Berarti ada PAN, Golkar, Gerindra, kemungkinan Nasdem juga ikut. PKS dan Gerindra juga bisa ikut karena mereka juga akan mengikuti instruksi dari pusat dan provinsi. Kalau untuk PPP dan PKB saya kurang begitu yakin akan gabung,” ucapnya. Pernyataan berlawanan justru disampaikan pengamat politik Sujarwo BA atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mang Ewo. Menurutnya, wacana pembentukan koalisi besar yang digagas PAN, Golkar dan Gerindra guna mewujudkan lawan tangguh bagi petahana dalam Pilbup Kuningan 2018 akan sulit terwujud. Hal itu jika setiap parpol telah menyodorkan jagonya (kandidat, red) dengan keinginan bisa diakomodir. “Kepentingan parpol untuk memuluskan jagonya guna diusung oleh koalisi besar, dikhawatirkan akan menjadi ganjalan untuk menciptakan head to head dengan petahana. Terlebih jika bercermin pada kehadiran Koalisi Umat yang saat itu di dalamnya juga ada PAN dan Gerindra. Kenyataannya saat ini Koalisi Umat semakin tidak jelas keberadaannya pasca keluarnya surat kesepakatan antara PKS dengan Demokrat yang digadang-gadang akan mengusung duet Yosa-Agus,” ujar Mang Ewo. Kalaupun akhirnya koalisi PAN, Golkar dan Gerindra terwujud dan berhasil melahirkan pasangan calon (paslon) Bupati dan Wabup Kuningan untuk ikut dalam kontestasi Pilkada 2018 nanti, hal itu menurutnya belum dapat dipastikan akan berhasil menarik gerbong PKS dan Demokrat ke dalam koalisi tersebut. Begitu pula dengan PKB, Nasdem dan PPP yang hingga saat ini terkesan masih bersikap menunggu, disangsikan akan bergabung dengan koalisi besar. “Yang cukup mengherankan peran PAN dan Golkar yang tergolong parpol tiga besar dalam perolehan kursi di DPRD Kuningan, malah terkesan dikendalikan oleh parpol yang perolehan kursinya jauh di bawah kedua parpol tersebut. Padahal lebih eloknya jika PAN dan Golkar yang memegang kendali dan bertindak sebagai inisiator untuk membentuk koalisi parpol di luar PDIP,” sindir Mang Ewo. (muh)

Tags :
Kategori :

Terkait