Pedagang Keluhkan Pengelolaan Pasar Mertapada Kulon

Kamis 04-01-2018,09:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON – Sejumlah pedagang di Pasar Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan turunnya omset pendapatan. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya jumlah pembeli. Bahkan, akibat anjloknya jumlah pembeli, omset para pedagang disebut-sebut turun lebih dari 50 persen. Kondisi itu membuat para pedagang tidak nyaman. Terlebih, saat ini belum terlihat upaya dari pengelola pasar untuk memperbaiki kondisi tersebut. Salah seorang pedadang, Warniah (53) mengatakan, faktor utama yang menyebabkan turunnya omset adalah kondisi pasar yang kumuh dan becek. Sehingga, menyebabkan para pembeli enggan masuk dan berlama-lama di dalam pasar. “Apalagi sekarang musim hujan. Jalan di depan pasar begitu becek. Bahkan yang di dalam juga sama, kalau hujan sebagain besar bangunan bocor,” ujar warga Desa Sidamulya tersebut. Yang paling parah, lanjutnya, jika terjadi hujan besar. Hampir bisa dipastikan halaman depan pasar terendam dan menyulitkan pembeli untuk masuk ke dalam pasar. “Kalau seperti ini terus, para pedagang terancam bangkrut. Pedagang kan mengejar omset! Kita juga punya urusan dengan pihak lain. Ada yang punya cicilan bank, punya pinjaman, punya barang dagangan yang harus segera dijual, dan lain-lain,” keluhnya. Kondisi lainnya yang dirasakan oleh pedagang adalah lapak yang sudah tidak layak. Bahkan, beberapa atap lapak lemprakan yang berada di bagian belakang pasar sudah miring dan nyaris ambruk. Akibatnya, sebulan lalu, puluhan pedagang pernah mendatangi Pemdes Mertapada Kulon untuk meminta perbaikan. “Kita dijanjikan akan ada renovasi berkali-kali, dari tahun lalu malah. Tapi realisasinya belum ada. Padahal retribusi yang kita bayarkan rutin, tapi fasilitas yang diterima tidak sesuai,” ungkapnya. Pasar tersebut, menurut Warniah, sudah berumur lebih dari 20 tahun. Sudah sangat layak dan mendesak untuk diremajakan dan direnovasi agar tidak tertinggal dengan pasar-pasar lainnya. Sementara itu, Aktivis Cirebon Timur, Rizki Pratama mengatakan, pihak pengelola atau pemerintah desa seharusnya memberi fasilitas dan pelayanan yang baik kepada para pedagang agar nyaman dalam berusaha. “Kalau retribusinya diambil ya harus sportif. Harus perhatikan keluhan pedagang. Jangan ditelantarkan dan hanya diambil retribusinya saja. Apalagi sampai kondisi pasar membahayakan untuk pembeli dan pedagang. Karena nanti, yang repot juga pasti pemerintah desanya,” ungkapnya. Di sisi lain, sejumlah perangkat Desa Martapada Kulon saat dikonfirmasi belum ada yang mau memberi keterangan. Ketika dikonfirmasi, Kuwu Mertapada Kulon, A Jaelani masih sakit. Dia meminta pertemuan dengan wartawan Radar Cirebon ditunda hingga dirinya sembuh. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait