CIREBON – Akhir-akhir ini, curah hujan cukup tinggi. Bahkan, di sejumlah daerah mulai dilanda banjir. Genangan air, hawa dingin, dan sering melakukan kontak dengan orang atau benda yang terkontaminasi virus, membuat banyak orang tertular berbagai penyakit. Apalagi, jika daya tahan tubuh sedang menurun, maka akan lebih mudah lagi diserang penyakit. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Dwi Sudarni mengimbau, agar warga waspada dan hati-hati terhadap perubahan cuaca. Sebab, cuaca ekstrem kadang hujan dan kadang panas, bisa berdampak pada kesehatan manusia. Menurutnya, musim hujan dan terjadinya banjir, membuat bakteri mudah berkembang biak dan menyebar. Karena itu, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan daya tubuh selama musim hujan dengan pola makan sehat, rajin olahraga dan istirahat yang cukup. “Bila stamina menurun, akan rentan terkena penyakit. Penyakit yang biasa muncul di antaranya diare, ISPA atau Pneumonia, dan penyakit kulit. Nah, masyarakat agar tetap waspada apabila terjadi hujan lebat berkepanjangan. Selalu jaga kesehatan diri dan keluarga, serta menjaga kebersihan lingkungan,” tutur Dwi kepada Radar Cirebon. Di tahun 2016, sebut Dwi, ada 1.877 kasus DBD dan 19 orang di antaranya meninggal dunia. Kasus diare untuk usia di bawah lima tahun sebanyak 30.626 kasus dan di atas usia lima tahun sebanyak 8.100 kasus dan enam orang di antaranya meninggal. Untuk kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), Pneumonia balita sebanyak 11.665 kasus dan untuk batuk non pneumonia berjumlah 129.322 orang. Dari jumlah penderita ISPA tersebut, satu orang dinyatakan meninggal. Sementara jumlah kasus suspek TBC sebanyak 12.928 orang, namun tidak ada yang meninggal. Begitupun dengan kasus malaria yang berjumlah 11 orang. Khusus untuk tahun 2017 ini, jumlah kasusnya menurun dibandingkan tahun 2016. Untuk DBD tahun 2017 sebanyak 206 kasus yang meninggal 7 orang. “Karena 2018 masih baru, jadi rekapitulasi data tiap puskesmas atau rumah sakit belum masuk,\" ucapnya. Tindakan pencegahan berbagai macam kasus penyakit dan demam berdarah (DBD) yang berasal dari nyamuk Aedes Aegypti, kata dr Dwi, sudah sangat sering disosialisasikan pemerintah. Namun, masih saja ada sejumlah warga yang belum paham tentang apa yang harus dilakukan. Karenanya, selain melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), cara mencegah demam berdarah juga membutuhkan konsistensi yang berlangsung secara terus-menerus. Disadari juga, bahwa kebanyakan orang-orang semangatnya hanya di awal-awal untuk melakukan pencegahan. Namun lama-lama, semangat pencegahan tersebut redup. Efeknya, tidak sedikit yang akhirnya anggota keluarga menderita demam berdarah. Kesadaran akan pencegahan penyakit demam berdarah ini, perlu dijadikan kebiasaan. Selalu waspada dan peka terhadap segala potensi pertumbuhan nyamuk DBD. \"Kasus DBD tiap tahun selalu ada. Sebelum demam berdarah menjangkit, kita lebih baik segera mencegahnya,\" kata Dwi. Dia menyebutkan, ada beberapa cara efektif mencegah demam berdarah yakni melakukan 4M. Artinya menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali, mengubur tempat penampungan air yang tidak terpakai, dan memantau jentik nyamuk minimal seminggu sekali. Untuk kasus malaria sendiri, lanjutnya, di Kabupaten Cirebon sebetulnya tidak ada. Hanya dari 11 kasus penyakit tersebut semuanya merupakan pola dari transmigran atau pekerja asal Kabupaten Cirebon yang bekerja di Papua. \"Sekali lagi, saya harap masyarakat waspada dan terus melakukan kebiasaan PHBS,\" tandasnya. (via)
Musim Hujan, Waspada Penyakit Musiman
Jumat 05-01-2018,20:30 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :