Cuaca Tak Bersahabat, Pendapatan Nelayan Merosot

Minggu 14-01-2018,16:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON – Sejumlah nelayan tradisional di Desa Grogol Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon mengeluhkan turunnya hasil tangkapan ikan. Hal tersebut karena pengaruh musim hujan, sehingga tidak sedikit nelayan yang enggan melaut. Karena penghasilan berkurang, akibatnya mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Sudah beberapa bulan terakhir ini, sejak musim penghujan tiba dengan cuacanya yang tidak menentu pendapatan kami mulai berkurang. Sedangkan, kebutuhan keluarga harus terpenuhi,” ujar Didin (42) nelayan asal Desa Grogol kepada Radar, Jumat (12/1). Menurut dia, menurunnya pendapatan nelayan karena khawatir saat melaut di musim penghujan. Sebab, ombak laut dilepas pantai bisa mencapai 4 sampai 5 meter. Tapi, di sisi lain, tangkapan ikan bisa melimpah, karena musim ombak (perpindahan musim hujan ke musim kemarau, red). “Kalau dipaksa melaut saat musim rendeng (hujan, red) risiko yang dihadapi kami pun lumayan besar. Lain halnya ketika musim kemarau, dan tangkapan ikan pun meningkat. Tapi, ketika musim ombak, nelayan bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan sebanyak 70 kg dengan nilai Rp2 juta,” kata Didin. Senada disampaikan nelayan lainnya, Na’im (39). Dia mengaku, jarang melaut dengan situasi dan kondisi cuaca yang seperti ini. Sebab, dapat membahayakan nelayan. Sehingga nelayan tidak terlalu jauh sampai ke tengah laut. Yang dikhawatirkan, hembusan angin dan gelombang air laut tinggi datang tiba-tiba. ”Saat cuaca seperti ini tidak bisa terlalu jauh ke tengah laut untuk mencari ikan. Jadi hanya daerah pesisir yang lebih aman saja karena ombaknya tidak terlalu besar. Di samping itu, perahu pun bisa lekas merapat ke wilayah daratan jika terjadi gelombang tinggi menerjang mengingat perahu yang digunakan untuk melaut adalah perahu kecil,” tuturnya. Dia mengaku, per hari dari hasil laut paling hanya mendapatkan Rp80 irbu sampai Rp135 ribu saat musim seperti ini.  Itu pun dilakoni terpaksa semata untuk menghidupi keluarga. “Alhamdulillah, yang penting kita masih bisa makan dari hasil melaut. Biasanya pendapatan di atas Rp150 ribu,” tandasnya. (sam)      

Tags :
Kategori :

Terkait