Panen Cabai Merah, Walikota Ingin Pertahankan Lahan Produktif

Rabu 24-01-2018,08:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON – Perintah Kota Cirebon berupaya mempertahankan lahan produktif pertanian. Termasuk yang dimiliki masyarakat, agar tidak beralih fungsi menjadi perumahan maupun pemanfaatan lahan lainnya. Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH mengatakan, banyak lahan di Kota Cirebon yang masih bisa digunakan untuk bercocok tanam. Meski dikenal menjadi kota metropolitan, tapi bukan berarti ketersediaan lahan digunakan seluruhnya untuk pembangunan. “Panen cabai merah ini membuktikan kalau potensi pertanian di Kota Cirebon juga masih bisa dioptimalkan,” ujar Azis, kepada Radar, usai melakukan panen cabai merah di RT 6 RW 19 Blok Sipanggang, Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti, Selasa (23/1). Panen cabai merah di lahan seluas lebih kurang 5,5 hektare itu, menjadi bukti bahwa Kota Cirebon juga bisa menghasilkan produk pertanian. Apalagi hasil panen cabai merah tersebut dijual ke sejumlah pasar baik di Pasar Jagasatru, Kota Cirebon hingga dikirim ke Bandung. “Saya bangga, di tengah-tengah pesatnya pembangunan di Kota Cirebon masih ada lahan pertanian ini,” ungkapnya. Azis berjanji akan mempertahankan lahan-lahan yang dimiliki oleh pemerintah agar tidak beralilh fungsi. Lahan produktif tersebut akan tetap dipertahankan sebagai lahan pertanian. Sementara kepada masyarakat yang memiliki lahan produktif ia berharap tidak dijual. Sehingga lahan tersebut nantinya tetap bisa ditanam untuk kebutuhan pangan. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPPKP), drh Hj Maharani Dewi mengungkapkan, panen kali ini merupakan yang ketiga kalinya. Lahan pertanian cabai merah ini ini dikelola Kelompok Tani Cipanggang Jaya yang anggotanya lima orang. Panen perdana dilakukan sekitar 10 hari yang lalu berhasil didapatkan 1,3 ton. Panen kedua didapatkan 4,2 ton. “Hari ini belum dihitung karena masih dilakukan panen,” ungkap Maharani. Menurut Maharani, Kota Cirebon memang bukan produsen cabai merah. Sebab, lahan yang tersedia juga terbatas. Tetapi dari lahan yang ada, petani berhasil melakukan pengelolaan dengan baik. DPPKP juga melakukan pendampingan agar petani pintar-pintar memilih waktu panen. Bila di daerah lain banyak yang panen, DPPKP akan menyarankan agar ditunda beberapa hari. Tujuannya menjaga agar harga tidak anjlok dan pada akhirnya merugikan petani. Ketua Kelompok Tani Sipanggang Jaya, Boni mengungkapkan, sekalipun di lahan yang tidak terlalu luas, namun hasil yang didapatkan dari panen cabai merah ini cukup menunjang perekonomian mereka. Anjuran penundaan panen untuk stabilitas harga senantiasa diperhatikan petani. Apalagi, cabai merah memiliki daya tahan yang baik. “Biasanya tidak akan membusuk, bisa tahan hingga 2 minggu,” ungkapnya. (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait