Pedagang Pesimis Impor Beras Turunkan Harga

Kamis 25-01-2018,17:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

INDRAMAYU-Pemerintah membuka keran impor beras kategori khusus setara premium sebanyak 500 ribu ton. Ikhtiar ini dilakukan untuk menekan laju kenaikan harga beras yang terjadi sejak awal tahun 2018. Namun para pedagang pesimis jika beras impor akan diminati konsumen sehingga capaian penurunan harga terwujud. “Persoalannya beras impor ini diminati konsumen apa gak? Kalau tidak laku, tidak terserap pasar gimana?” ucap Epi pedagang beras asal Kecamatan Bongas. Terlebih kata dia, beras impor yang didatangkan dari Thailand dan Vietnam itu hanya diperuntukkan untuk daerah-daerah tertentu non lumbung beras. Sedangkan untuk Kabupaten Indramayu diperkirakan tidak kebagian. Jadi kemungkinannya harga beras tetap tinggi didaerahnya. Kemudian dari informasi yang didapatnya, beras impor hanya dipasok kepada pedagang di Pasar Induk dan agen besar. Sehingga beras impor tersebut nantinya masih dijual mahal ke pedagang eceran. Tapi diakui Epi, rencana impor beras cukup ampuh menekan harga beras lokal tidak sampai melonjak signifikan. Sejak dua pekan terakhir, beras kualitas medium tetap bertengger di angka Rp11-13 ribu/kg. Harga itu sebenarnya jauh melebihi HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.450/kg. Pedagang beras lainnya, Arif juga meragukan beras impor bakal diterima pasar. Sebab, pembeli meskipun warga pedesaan tetap memperhatikan kualitas berasnya. Sementara disisi lain, dia belum mengetahui apakah kualitas beras impor sama dengan beras lokal. “Sebenarnya saya juga penasaran beras impor kalau jadi nasi rasanya seperti apa. Kalau tidak cocok dilidah, jangan harap bisa laku meskipun harganya mungkin lebih murah,” ujar dia. Arif menyebutkan, setiap jenis beras memiliki kualifikasi serta kualitasnya masing-masing yang juga menentukan harganya. Beras dengan kualitas bagus tetap akan dipilih oleh konsumen terutama oleh para pedagang nasi. Mereka tidak ingin dikomplain pelanggan gara-gara nasinya tidak pulen atau berbau. “Untuk mensiasati agar nasi tetap enak, biasanya beras bagus dan sedang dicampur. Umumnya begitu,” terang dia. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait