Kasihan, Bocah 6 Tahun Asal Cirebon Mengidap HIV/AIDS

Jumat 26-01-2018,10:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Penyakit HIV/AIDS menyerang siapa saja. Tidak hanya orang dewasa atau remaja, tapi juga anak-anak. Seperti yang terjadi pada anak berinisial F. Dia harus hidup dengan HIV di dalam tubuhnya. Padahal usianya baru enam tahun. Tubuhnya kurus. kulitnya menghitam. Kondisi demikian mengharuskan F menjalani aktivitas keseharian yang berbeda dengan anak seusianya. F dinyatakan positif HIV dari hasil tes sekitar dua minggu lalu. Dia diduga tertular dari ibunya. F belum mengerti penyakit apa yang menjangkiti tubuhnya. Sakit bawaan yang diduga sudah ada sejak ia dilahirkan. Ibu F hanya ibu rumah tangga biasa. Dia meninggal dua tahun lalu karena AIDS. Kebersamaan F dan ibunya dipisahkan virus yang menggerogoti daya tahan tubuh. Besar kemungkinan F tertular karena konsumsi air susu ibu. Indikasi ini masih dugaan sementara. Pemeriksaan laboratorium terhadap F baru dilakukan karena selama ini sempat ada penolakan dari pihak keluarga. Dari rentetan kronologi ini, besar kemungkinan ibunda F tertular dari suaminya yang juga sudah meninggal dua tahun lalu. Ayah F ditengarai punya kebiasaan gonta-ganti pasangan. Kemudian tertular HIV/AIDS. Seperti rantai makanan. Ibu F dan ayahnya tidak bertahan lama karena terlambat dideteksi. Padahal sang kakak tumbuh normal dan tidak ikut terinfeksi HIV. Kini, F harus menanggung derita penyakit tersebut. Indikasi penyakit HIV yang diidap F sebenarnya sudah lama dideteksi, namun pihak keluarga sempat tidak memberikan izin F diperiksa. Kini dia tinggal bersama nenek dan kakaknya. Melihat kondisi itu, Komisi Perlindungan AIDS (KPA) Kota Cirebon berupaya untuk terus mendampingi F selama pengobatan. KPA juga tidak hentinya memberikan advokasi kepada keluarga F agar mau berobat. “Kami akan terus lakukan komunikasi dengan pihak keluarganya, agar anak ini mendapatkan hak-hak kesehatannya. Karena ini akan masuk pasal penelantaran jika kami juga tidak bertindak,” ujar Sekretaris KPA Kota Cirebon Sri Maryati. Sri menjelaskan, HIV/AIDS bukan permasalahan medis atau perorangan semata, tapi masalah kemanusiaan yang berdampak amat besar pada segala bidang kehidupan. Untuk itu, kepedulian dan kerja sama berbagai pihak, baik pemerintah dan swasta, LSM, komunitas dan ODHA sangat dibutuhkan. “Semua pihak harus berkontribusi melalui fungsi dan perannya secara sinergis,” ujarnya kepada Radar. Menurut Sri, HIV/AIDS termasuk salah satu permasalahan yang harus segera ditindaklanjuti agar anak-anak tak menjadi korban penderita. Dikatakannya, upaya KPA dalam penanganan kasus HIV/AIDS adalah dengan melakukan advokasi kepada masayrakat agar jangan malu untuk memeriksakan anaknya yang terinfeksi. Serta mengimbau kepada masyarakat agar terus melakukan upaya bersama guna melakukan pencegahan perilaku berisiko.  “Jika para orang tua tidak melakukan perilaku berisiko, maka tidak akan menularkan kepada anak-anaknya,” jelasnya. Sri menjelaskan, agar ODHA (orang dengan HIV/AIDS) bisa diterima di keluarga dan masyarakat, memang perlu melakukan pendekatanpendekatan dan menyampaikan informasi yang benar terkait HIV/AIDS. Misalnya, lanjut Sri, memberikan edukasi bahwa penyakit ini tak menular jika hanya duduk atau makan bersama. “Jadi kita memberikan pengertian bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika bergaul dengan ODHA,” tuturnya. Bagi ODHA sendiri, kata Sri, KPA berusaha mendorong semangat untuk tidak putus asa. Bahwa dengan dinyatakan sebagai ODHA bukan akhir segalanya. Karena ODHA sama dengan manusia normal lainnya. (mik)  

Tags :
Kategori :

Terkait