Walah, 13 Bayi di Majalengka Tertular HIV/AIDS

Sabtu 27-01-2018,10:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MAJALENGKA–Sejumlah tokoh ormas dari Wanita Syarikat Islam Indonesia, Persistri, Wanita PUI, dan Komunitas Muslimah Peduli Negeri yang tergabung dalam Gerakan Muslimah Majalengka (Gemma) Peduli Generasi melaksanakan audiensi ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), Rabu (24/1). Audiensi disambut Kepala Dinas P3AKB Dra Hj Asmaradewi MAP beserta jajarannya. Audiensi yang berlangsung selama tiga jam itu bertujuan untuk menyampaikan aspirasi Gemma Peduli Generasi, dalam menyikapi merebaknya LGBT dan seks bebas di Majalengka yang kian memprihatinkan. Dalam audiensi itu disampaikan juga pernyataan sikap Gemma Peduli Generasi yang ditandatangani seratus muslimah lebih, gabungan para tokoh dan kaum ibu se Kabupaten Majalengka dalam acara Saresehan Gemma Peduli Generasi pertengahan Januari lalu. Asmaradewi menegaskan dinas yang dipimpinnya menolak keras penyimpangan perilaku seksual LGBT dan seks bebas, dan telah melakukan sosialisasi bahaya serta upaya penanganan ke beberapa daerah di Majalengka yang dikunjungi. Dalam audiensi yang dihadiri juga oleh Ketua LSM Gema Mitra Gender, terkuak beberapa fakta mengejutkan. Diantaranya kasus kekerasan dan pelecehan seksual, prostitusi, LGBT dan seks bebas di kalangan pelajar, serta kian meningkatnya jumlah pengidap HIV-AIDS di Majalengka. Data yang diungkap Dra Didih Nurhidah, Kepala Seksi Kesejahteraan Anak DP3AKB, ada 236 dewasa dan 13 bayi yang tercatat terpapar HIV-AIDS di Majalengka. Namun fakta-fakta ini seperti fenomana gunung es, hanya sedikit yang terekspos di permukaan sementara banyak yang tidak terdata. Baik karena korban yang takut melapor, malu, tidak ingin orang lain ikut campur, atau karena pelaku yang menutup identitasnya. Sekretaris DP3AKB, Dra Yati Sumiati MSi mengajak para tokoh ormas, LSM maupun masyarakat yang peduli perempuan, anak, dan generasi untuk bersama-sama melakukan langkah edukatif, promotif, preventif dan kuratif menyikapi kasus LGBT dan seks bebas di Majalengka. Sekretaris Gemma Peduli Generasi, Endah Siti Muwahidah menyatakan butuh kerja sama diantara individu, orang tua, masyarakat, sekokah, ormas dan LSM, serta pemerintah dalam memberantas LGBT dan seks bebas di kalangan anak dan pelajar. “Perlu ada sanksi yang tegas dari pemerintah bagi pelaku yang terbukti nyata melakukan penyebaran ide, propaganda maupun tindakan LGBT dan seks bebas. Disamping perlu pembinaan islam di sekolah-sekolah, untuk membangun benteng keimanan dan kepribadian Islam yang kuat di kalangan anak serta pelajar. Semua ini perlu mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan dinas terkait,” terangnya. Nurlaila Yunus dari Komunitas Muslimah Peduli Negeri menambahkan, disamping penyuluhan ke masyarakat dari sisi medis, perlu tambahan penyuluhan dari sisi agama dalam memberantas penyebaran kasus LGBT dan seks bebas ini. Medis menangani persoalan korban dan pelaku LGBT dan seks bebas yang sudah terjadi, sedangkan agama sebagai tindakan preventif agar tidak bertambah pelaku dan korban LGBT dan seks bebas. “Diharapkan DP3AKB bisa menggandeng para tokoh agama ataupun ormas Islam dalam melakukan penyuluhan ke masyarakat ini,” pintanya. Selain itu, perlu upaya berkesinambungan mengedukasi masyarakat yang perlu dukungan penuh pemerintah maupun aparat agar tidak ada kecurigaan maupun tindakan kekerasan yang dilakukan pihak-pihak yang tidak suka pemberantasan LGBT dan seks bebas. “Dengan keterlibatan semua elemen ini, akan semakin memperkuat pemberantasan LGBT dan seks bebas serta mengajak kembali para pelaku LGBT dan seks bebas ke jalan yang benar dengan meninggalkan perilaku menyimpang tersebut,” ungkap Hj Nur Iik Hikmah, Ketua Wanita Syarikat Islam Indonesia sekaligus Ketua Gemma Peduli Generasi. (ara)

Tags :
Kategori :

Terkait