Rasta Dikonversi dengan Uang, Setiap KK Diberi 110 Ribu/Bulan

Senin 29-01-2018,12:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

 CIREBON - Karena banyaknya keluhan soal kualitas beras, maka pada tahun 2018 ini, pemberian beras rastra yang dulu bernama raskin, penyalurannya langsung melalui ATM Bank. Setiap kepala keluarga akan memperoleh Rp110 ribu perbulan melalui ATM bank yang ditunjuk untuk dibelikan beras dan telur. “Sekarang inikan banyak keluhan masyarakat, padahal sudah kita perintahkan kepala Dinas Sosial bahwa untuk raskin yang sekarang diubah rastra. Tetapi pelaksanaan di lapangan ada oknum-oknum tertentu yang menyimpang,” ujar Bupati Cirebon Dr H Sunjaya Purwadisatra MM MSi kepada Radar, Minggu (28/1). Sunjaya sangat menyayangkan perilaku oknum-oknum tidak bertanggung jawab tersebut. Karena seharusnya warga menerima beras Rastra dengan kualitas bagus, tetapi diubah dengan beras tidak bagus. Semula, penyaluran uang Rp110 ribu sudah bisa dilaksanakan Januari, namun molor menjadi Februari atau Maret. “Karena saya sudah menganggarkan di tahun 2018. Karena di Januari ini belum bisa, jadi mohon maaf Januari ini masih dalam bentuk beras curah. Nanti Februari-Maret, kita pastikan dalam bentuk uang,” ungkapnya. Penyalurannya, menurut Sunjaya, pihaknya akan bekerjasama dengan salah satu bank, sehingga warga bisa melalui ATM untuk mengambil uang tersebut. “Jadi nanti diberikannya tuh berupa ATM bank, tokonya sudah ditentukan,” jelasnya. Sementara itu, Kadinsos Kabupaten Cirebon Maryono mengatakan, dengan uang Rp110 ribu tersebut, warga bisa membeli beras dan telur. Sehingga tidak ada lagi warga tebus rastra dengan uang. Tetapi warga diberi uang untuk membeli beras dan telur. Maryono menargetkan, pada Maret mendatang, program ini sudah bisa berjalan. Saat ini, pihaknya masih melakukan pemetaan dan pembicaraan dengan bank. “Jadi nanti setiap kepala keluarga akan dibuatkan rekening dan ATM. Kita sudah ada pembahasan dengan bank BNI. Mungkin Maret program ini bisa berjalan,” ucapnya. Setelah diberikan uang Rp110 ribu tersebut, warga dipersilakan membeli beras ke toko yang ditunjuk atau toko yang lain. Pihaknya kerjasama dengan Bulog. “Kita harapkan setiap desa ada toko atau agen yang sudah kerjasama. Ketika ada warga yang membeli di toko tersebut, maka harganya berbeda dengan harga umum. Kalaupun warga ingin beli di toko yang lain, silakan, namun harganya berbeda,” tuturnya. (den)

Tags :
Kategori :

Terkait