Dahlan: Saya Putuskan Tabrak Tebing!

Minggu 06-01-2013,08:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Rem Tucuxi Blong, Hindari Korban Lain MAGETAN - Mobil listrik karya inovatif anak negeri Tucuxi mengalami kecelakaan di Desa Ngerong, Plaosan, Magetan, Jawa Timur, sekitar pukul 14.40 WIB kemarin (5/1). Saat dikemudikan langsung oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan dari Solo sampai Magetan, mobil mengalami masalah pada bagian rem. Padahal, mobil berpelat nomor DI 19 itu sedang melaju cukup kencang di jalan menurun yang curam di sekitar Sarangan, Magetan. Akibatnya, Dahlan harus mengambil keputusan cepat: menabrakkan mobil ke tebing di sisi kanan jalan untuk menghindari kemungkinan tabrakan dengan pengendara dari arah berlawanan yang bisa berakibat lebih fatal. Sebab, sepanjang jalan tersebut kemarin ramai kendaraan. Mobil listrik yang berbentuk anggun sporty itu pun hancur. Bodi depan kanan remuk gara-gara membentur tebing, kaca depan ambyar, serta grill dan kap penutup mesin ringsek. Serpihan kaca depan yang pecah berserakan di dalam kabin mobil. Namun syukur, pengemudinya, Dahlan Iskan, dan ahli teknologi mobil listrik Riki Nelson yang duduk di jok kiri depan selamat, bahkan tanpa luka sedikit pun. “Kalau tidak saya tabrakkan ke tebing, mobil akan makin meluncur kencang dan bisa membahayakan orang lain,” kata Dahlan setelah keluar dari mobil. Ricky Elson yang mendampingi Dahlan dalam mobil tersebut belum bisa menjelaskan penyebab pasti rem tak berfungsi. Kemarin, rencananya, Tucuxi hendak menempuh perjalanan dari Solo menuju Surabaya. Selepas dari Kota Bengawan, mobil menuju Magetan-Tawangmangu, yang jalannya penuh kelokan dan tanjakan. Mobil melaju mulus dan lancar. Rem Tucuxi juga berfungsi dengan baik saat melewati tanjakan Tawangmangu dan Cemoro Sewu yang terkenal tinggi dan turun tajam. Bahkan, Dahlan bersama rombongan sempat berhenti di kawasan Cemoro Sewu. “Pak Dahlan sempat berhenti untuk melayani warga yang minta berfoto bersama dengan kamera handphone,” kata Kabaghumas Kementerian BUMN Hilmi Faisal. Namun, ketika melewati lereng timur Gunung Lawu, setelah lepas dari jalan paling curam di Sarangan, rem mobil tiba-tiba bermasalah. Beberapa kali pedal rem diinjak, laju roda tetap tak terkendali. Menteri BUMN yang mengemudikan mobil tersebut sejak Solo akhirnya membanting setir ke kanan sebagai upaya menghentikan laju Tucuxi yang tanpa kendali. Setelah menabrak tebing, mobil masih berjalan, menabrak tiang listrik, lalu berhenti persis di depan kendaraan depannya, setelah menyenggol bumper mobil Panther L 1041 AE milik Bayu Wibisono yang berhenti di sisi kanan jalan. “Ternyata baik juga ya saya sendiri yang mengemudikan mobil ini. Sehingga saya sendiri dan risikonya saya yang menanggung,” ujar Dahlan sambil tersenyum. Dia bahkan menyatakan, tetap bangga terhadap mobil listrik Tucuxi dan akan terus mengembangkannya sebagai cikal mobil listrik nasional. AMBIL RISIKO MATI Tanda-tanda rem mobil bermasalah sudah terasa sejak berada di kawasan Tawangmangu, Karanganyar, Jateng. Salah seorang anggota rombongan yang berjarak empat mobil di belakang Tucuxi mengaku bahwa di Tawangmangu tercium bau sangit. Bau itu diperkirakan berasal dari rem mobil di depannya, tapi belum bisa memastikan bahwa itu rem Tucuxi. Setelah melewati Cemoro Sewu, Magetan, Jatim, Dahlan berhenti dan menepikan mobil. “Iya, saya terlalu banyak ngerem, saya tidak pede,” ujarnya. Sayang, saat berhenti itu, kondisi mobil tidak diperiksa. Sebab, saat itu banyak pengendara motor yang berhenti dan minta berfoto bersama Dahlan. Akhirnya, setelah sekitar sepuluh menit berhenti, rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Tapi, belum sampai 1 kilometer (km) berjalan, tiba-tiba mobil listrik itu bermasalah dengan rem. Karena jalan menurun, laju mobil makin cepat. Saat itu kecepatan mobil 60-80 km per jam. Tak ingin pengguna jalan lain menjadi korban, di kawasan Ngerong, sekitar 5 km dari puncak Cemoro Sewu, Dahlan mengambil keputusan gila. Dia menabrakkan mobil yang masih kinyis-kinyis itu ke tebing di tepi jalan. Setelah itu, mobil terpelanting, menabrak tiang listrik, dan menyenggol Isuzu Panther yang sedang parkir. “Saya sempat bilang ke Ricky, saya akan tabrakkan mobil ini ke tebing,” kata Dahlan. “Saya sengaja menabrakkan ke tebing supaya tidak mencelakai mobil dari arah berlawanan dengan kondisi penumpang penuh, ada balitanya juga. Meskipun, risikonya mungkin saya akan mati,” sambungnya. Karena semua kaca mobil hancur, tubuh Dahlan juga penuh serpihan kaca. “Saya sadar. Saya meraba kepala, wajah dan leher. Tidak ada yang luka. Rambut dan wajah penuh bubuk kaca. Saya raba tangan juga tidak apa-apa. Saya gerakkan kaki tidak masalah,” ujarnya. Setelah itu, dia menyapa penumpang Panther dan menanyakan kondisinya. Setelah yakin bahwa semuanya baik-baik saja, Dahlan melanjutkan perjalanan dengan mobil lain. Sampai di Magetan, dia sempat diperiksa dokter. Setelah itu, dokter menyatakan bahwa kondisinya baik-baik saja. Malam harinya dia bergabung dengan jamaah salawat dalam acara Bumi Takeran Bersalawat bersama Habib Syekh bin Abdul Qodir As-Segaf dari Solo. Kapolres Magetan AKBP Agus Santosa menjelaskan, mobil Tucuxi yang dikemudikan Dahlan mengalami problem teknis pada sistem pengereman. Karena melaju di jalanan menurun, Dahlan tidak dapat mengendalikan kecepatan. Karena ingin menghindari tabrakan dengan mobil di depannya, dia membanting setir ke kanan. Mobil sempat menghantam tebing dan tiang listrik. “Mobil yang dikemudikan Pak Dahlan juga sempat membentur mobil Panther yang datang dari arah berlawanan,” tegasnya. Dahlan yang didampingi Ricky Elson saat itu tidak terluka. Menteri BUMN tersebut juga sempat menghampiri pengemudi mobil Panther dan menanyakan kerusakan yang dialami. Setelah itu, dia bersama rombongan meneruskan perjalanan menuju Pesantren Sabilil Muttaqien di Takeran, Magetan. Malamnya Dahlan mengikuti acara salawat akbar di ponpes milik keluarganya tersebut. (ota/dip/irw/jpnn/c11/nw/lk)

Tags :
Kategori :

Terkait