Abdi Dalem Berkumpul untuk Rawat Keraton

Kamis 10-01-2013,09:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Memayu, Salah Satu Ritual Jelang Muludan LEMAHWUNGKUK- Sederet upacara adat menjelang Maulud Nabi Muhammad SAW 1434 H mulai dilakukan di Keraton Kanoman. Di antaranya adalah tradisi memayu yang dilakukan setiap 25 safar. Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan, memayu merupakan ritual pemeliharaan bangunan-bangunan keraton oleh para abdi dalem yang berasal dari berbagai daerah. \"Dengan jumlah abdi dalem yang bisa mencapai ratusan orang, mereka membersihkan area-area keraton untuk kepentingan panjang jimat,\" jelasnya, kepada Radar, Rabu (9/1). Tempat-tempat dibersihkan adalah Lumpang Alu Watu, Bangsal Sekaten Pangrawit, Prabayaksa, Witana, Gedong Pulantara, Bangsal Ukiran, Kedaton, Gedong Pusaka. Memayu, dapat diartikan memperbaiki. \"Memperbaiki yang sudah lama dan menggantikannya dengan yang baru. Atau bisa juga sebagai simbol memperbaiki diri manusia dari sifat lama yang jelek menjadi bagus,\" katanya. Ia mengatakan, setelah membersihkan sejumlah tempat di keraton, memayu ditutup oleh doa yang dipimpin Pangeran Patih, Pangeran Raja Muhammad Qodiran. Lalu dilanjut tawurji yang dilaksanakan di Pendopo Jinem, dipimpin Sultan Kanoman XII, Sultan Raja Muhammad Emirudin dan orang tua serta adik-adiknya yang dihadiri para keluarga untuk masyarakat. Sedangkan ngapem, dilaksanakan di Bangsal Paseban. Pelaksanaan ngapem merupakan salah satu cara untuk berbagi rasa syukur terhadap sesama. “Pesan yang diambilnya, melambangkan kita untuk lebih memperhatikan fakir miskin, tetangga, dan kerabat dekat. Untuk lebih mempererat tali silahturahmi,\" tuturnya. (nda)

Tags :
Kategori :

Terkait