Tol Merak-Jakarta Lumpuh

Jumat 11-01-2013,09:19 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Banjir, Pengungsi Dirikan Tenda di Dekat Tol SERANG - Banjir luapan air Sungai Ciujung merendam Jalan Tol Merak- Jakarta di Km 57-59, Desa Undar-Andir, Kecamatan Kragilan dan ribuan rumah di Serang Timur. Akibat kejadian tersebut, jalan tol lumpuh total sejak Kamis (10/1) dini hari sekitar pukul 01.00. Pantauan Radar Banten (Radar Cirebon Group) di beberapa lokasi banjir di Serang Timur, air merendam Jalan Tol Merak-Jakarta KM 57-59 di Kecamatan Kragilan. Ketinggian air di jalan tol bervariasi, yaitu mulai 10 sentimeter hingga satu setengah meter. Sementara itu, rumah warga di Desa Undar-Andir, Dukuh, dan Kragilan terendam banjir dengan ketinggian mulai dari satu meter hingga lima meter. Tidak hanya di Kragilan, banjir juga merendam ribuan rumah di Kecamatan Kibin, Cikande, Kopo, Jawilan, Tirtayasa, Cikeusal, Bandung, Pamarayan, dan Kecamatan Tunjungteja. Di Kampung Nagara, Desa Nagara, Kecamatan Kibin, proses evakuasi terhadap korban banjir berlangsung hingga Kamis siang. Warga Kampung Pulo dan Kampung Nagara yang memilih bertahan di rumah dan masjid dipaksa dievakuasi, karena arus banjir di kampung tersebut cukup deras. Tidak hanya itu, air terus naik, sehingga dikhawatirkan merendam pemukiman warga di sana. Anggota TNI dan aparat Desa Nagara bekerja keras mengevakuasi warga dari Kampung Pulo dan Kampung Nagara. Apalagi, banyak warga yang membandel dan tidak mau dievakuasi. Bahkan, di saat proses evakuasi berlangsung, terdengar kabar ada warga yang terseret arus. Kondisi tersebut membuat panik warga dan anggota TNI. Mereka langsung berupaya mencari tahu kebenaran berita tersebut. Namun, setelah ditelusuri warga yang diduga terseret arus ternyata ditemukan bertahan di masjid Kampung Pulo. Sekira pukul 15.00, Wakil Bupati Ratu Tatu Chasanah didampingi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Serang Fahmi Hakim dan Komandan Distrik Militer (Dandim) 0602 Serang Letkol (Inf) Nur Wahyu Widodo mendatangi lokasi banjir di Nagara. Setelah itu, mereka melihat korban banjir di Kampung Cikangkung, Desa Nagara dan melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Bandung dan Kecamatan Pamarayan. Informasi yang dihimpun, jumlah rumah yang terendam banjir di Kecamatan Kibin mencapai 1.921 rumah, di Kecamatan Kragilan 1.000 rumah lebih, di Tirtayasa sebanyak 105 rumah, di Kecamatan Bandung sebanyak 247 rumah, di Kecamatan Cikande sebanyak 415 rumah dan dua sekolah dasar, dan di Kecamatan Kopo sebanyak 524 rumah. Selanjutnya, di Kecamatan Jawilan sebanyak 75 rumah, di Kecamatan Pamarayan 385 rumah, di Kecamatan Cikeusal sebanyak 1.000 rumah lebih, di Kecamatan Tunjungteja sebanyak 683 rumah, sedangkan di Kecamatan Carenang banjir merendam 421 hektare sawah. Sementara itu, para pengungsi di Desa Undar-Andir, Kecamatan Kragilan, masih bertahan di Jalan Tol Merak-Jakarta. Mereka mendirikan tenda di jalan tol untuk tempat berteduh sejak Rabu (9/1) sekira pukul 16.00. Kepala Desa Undar-Andir Abdus Somad mengatakan, jumlah rumah yang terendam di desanya sebanyak 700 rumah lebih. Ketinggian air di Desa Undar-Andir mencapai lima meter. “Air sudah naik ke pemukiman sejak Rabu kemarin. Kalau ke Jalan Tol Merak-Jakarta air mulai naik sekitar pukul 23.00,” terangnya. Sementara itu, Kepala Pusat data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan dampak banjir di Banten sangat parah. Untuk membantu penanganan darurat, BNPB langsung menggelontorkan dana darurat. \"BPBD Banten dapat Rp5 miliar dan BPBD Pandeglang Rp250 juta,\" katanya. Selain fresh money, BNPB juga sudah memberikan bantuan logistik dan peralatan. Termasuk urusan perut dalam bentuk lauk pauk, tenda gulung, selimut, tikat. Terkait bantuan tersebut, Sutopo merinci bantuan logistik itu sebesar Rp 1,4 miliar untuk BPBD Banten, Rp1,05 miliar BPBD Lebak. BPBD Pandeglang juga mendapat Rp726 juta, BPBD Kota Serang Rp443 juta, dan BPBD Tangerang Selatan Rp485 juta. Pemberian bantuan logistik itu dilakukan karena banjir terus meluas di berbagai daerah. Termasuk di wilayah Serang yang sampai menenggelamkan jalan tol Jakarta-Merak. Sutopo menyebut banjir makin meluas karena Sungai Ciujung dan anak-anak sungainya seperti Sungai Ciliman, Cilember, hingga Cidurian terus meluap. Banjir makin tidak bisa dihindarkan karena air laut dalam kondisi pasang yang diikuti ombak tinggi. \"Ujung-ujungnya, luasan banjir bertambah,\" jelasnya. Catatan BNPB, banjir di Serang merendam sebelas kecamatan yang berdampak pada 3.240 KK. Angka itu masih bisa melonjak karena ada empat kecamatan lain yang dalam proses pendataan. Di Pandeglang, banjir juga menenggelamkan 11 kecamatan. Bedanya, ada 6.060 KK di 10 kecamatan yang harus mengungsi. Angka yang tidak sedikit juga terlihat dari data banjir di Lebak, air masuk dengan leluasa ke 1.053 KK. Korban lebih sedikit terjadi di Kabupaten Tangerang dnegan 40 KK, dan Kota Serang yang mencapai 73 KK. \"Ada empat korban meninggal sementara ini. Tiga di Lebak, dan 1 di Pandeglang,\" jelasnya. Sutopo melanjutkan, sempat beredar sms yang menyatakan akan ada badai dan gelombang setinggi enam kaki kemarin malam. Badai dan gelombang tersebut bakal menimbulkan banjir dan putting beliung. Menyikapi hal tersebut, dia menekankan masyarakat memang harus waspada dengan potensi terjadinya banjir, longsor dan putting beliung. Sebab, cuaca ekstrem dipastikan masih akan melanda sebagian besar wilayah di Indonesia. \"Kondisi cuaca ekstrem saat ini dipengaruhi oleh siklon Tropis Narelle. Selain itu, sebagian besar wilayah Indonesia pada puncak musim penghuja, sehingga hujan dan angin kencang terjadi,\" jelasnya. Sutopo memaparkan, berdasarkan analisis BMKG, siklon Narelle diprediksi bakal terjadi di Samudra Hindia sebelah selatan Bali atau sekitar 800 kilometer sebelah selatan Denpasar hari ini. Siklon tersebut diperkirakan berkekuatan 85 knots atau 155 km/jam. \"Siklon tropis Narelle ini intensitasnya meningkat dalam 24 jam ke depan dan menjauhi wilayah Indonesia,\" ujarnya. Akibat siklon tersebut, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), hujan dengan intesitas ringan juga terjadi di Kalimantan Selatan, Lampung dan Banten. Sementara itu, terkait ancaman gelombang, diperkirakan gelombang setinggi 3-4 meter berpeluang terjadi di perairan Enggano hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian utara, Perairan Timur Kepulauan Riau, Perairan Utara Pangkal Pinang, Selat Galasa, Laut Jawa bagian barat, Teluk Bone bagian selatan dan Perairan Kepulauan Wakatobi. \"Sedangkan gelombang dengan ketinggian lebih dari empat meter berpeluang terjadi di Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Banten hingga NTB. Kemudian juga di Perairan selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, Perairan Kupang, Pulau Rote, Laut Jawa bagian tengah dan timur, Perairan selatan Kalimantan, Perairan utara Jawa Timur, Laut Bali, Laut Sumbawa, Selat Makassar bagian selatan, Perairan Kepulauan Selayar, Perairan Bau-bau, laut Flores dan Samudera Hindia selatan Jawa hingga selatan NTT. Karena itu masyarakat diharapakan tetap waspada,\" imbuh dia. (tur/dim/ken)

Tags :
Kategori :

Terkait