Sudah Enam Warga Meninggal

Jumat 18-01-2013,09:21 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Ibu Kota Lumpuh, 15.423 Jiwa Mengungsi JAKARTA - Ibu Kota kemarin lumpuh. Hujan deras yang mengguyur sejak Kamis (17/1) dini hari, menimbulkan banjir di berbagai wilayah. Kondisi itu diperburuk dengan meningkatnya debit air di Kali Ciliwung yang meningkat drastis akibat hujan deras di kawasan Puncak, Bogor, Rabu (16/1). Hujan yang awet mengguyur Jakarta hingga sore hari itu menyebabkan beberapa point of interest terendam banjir. Mulai Istana Negara, ikon Bundaran Hotel Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jalan Sudirman, kawasan Kampung Melayu, Grogol, hingga Rutan KPK juga ikut terendam air. Pantauan di lapangan, tinggi air yang merendam kawasan tersebut beragam. Namun, rata-rata memiliki ketinggian minimal 40 sentimeter. Malah, di salah satu sudut Kampung Melayu, titik terdalamnya mencapai 4 meter. Banjir juga membuat berbagai kereta api tidak beroperasi, berbagai kendaraan rusak dan menambah simpul kemacetan. Makin menambah duka, karena Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan adanya korban meninggal akibat musibah itu. Data sementara, yang terdeteksi ada enam korban meninggal dunia. \"Korban meninggal ini terhitung sejak Selasa (15/1),\" ujar Kepala Pusat Data dan Humas BPNB, Sutopo Purwo Nugroho. Keenam korban meninggal itu adalah adalah; Angga (13) warga Tanjung Duren Utara; Mak Inah (82) warga Kampung Pulo; Mujiyo (46) warga Kedaung Kaliangke; M Haikal (2) warga Kedaung Kaliangke; Solahuddin (35) warga Kalibata Pulo, dan Masuriyah (50) warga Warakas, Tanjung Priok. Khusus untuk Masuriyah, dia baru meninggal kemarin sore karena kesetrum. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 22.30 semalam, jumlah daerah yang terendam banjir di Jakarta meliputi 720 rukun tetangga, 309 rukun warga, di 73 kelurahan pada 31 kecamatan. Jumlah korban yang terdampak genangan banjir mencapai 30.964 kepala keluarga atau 114.248 jiwa. \"Jumlah pengungsi hingga saat ini sekitar 15.423 jiwa,\" terang Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Pengungsi tersebar di 68 titik pengungsian. Di Jakarta Timur, pengungsi tercatat 7.196 jiwa, Jakarta Selatan 3.147 jiwa, Jakarta Pusat 1.268 jiwa, Jakarta Barat 2.912 jiwa, dan Jakarta Utara 900 jiwa. Jumlah pengungsi ini jauh lebih banyak dibandingkan data hingga Rabu (16/1) malam. Tambahan 350 personel dari Kodam Jaya akhirnya mempercepat penanggulangan jebolnya tanggul di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat. Sekitar pukul 21.00 semalam, tanggul darurat yang terbuat dari kawat dan batu telah selesai dipasang. Hujan yang telah berhenti sejak tengah hari juga mempercepat penanggulangan genangan. \"Genangan banjir di kawasan Thamrin kini menyusut,\" terang Sutopo. Sutopo menjelaskan, ada beberapa hal yang membuat Jakarta terendam selain hujan yang mengguyur dengan derasnya. Salah satu faktornya adalah kisah lama, yakni banjir kiriman dari Bogor. Apalagi di Puncak pada Rabu pagi dan siang hujan deras dan membuat debit sungai Ciliwung hulu naik drastis. Saat itu, pada siang hari sekitar pukul 11.00 saja tinggi muka air Bendung Katulampa mencapai 70 cm atau siaga 3.  Satu jam kemudian, naik menjadi 170 cm yang berarti siaga 2. Hal itu berpengaruh pada lokasi banjir Jakarta terutama daerah Ciliwung hilir yang sudah banjir sejak Selasa. Banjir makin bertahan pada Kamis kemarin karena di Depok pada Rabu malamnya, tinggi muka air mencapai 280 cm atau siaga 2. Hal itu membuat tinggi muka air di Manggarai masih 920 cm (siaga 2). Angka itu cukup riskan, karena kurang 40 cm menyentuh batas siaga 1. \"Batas kategori Siaga 1 adalah 950 cm. Saat air dari Depok sampai Jakarta, beberapa tempat akan mengalami kenaikan tinggi banjirnya kembali,\" jelasnya. Air dari Depok sendiri butuh waktu perjalanan sekitar 6 sampai 7 jam. Kekhawatiran itu akhirnya terwujud, banjir makin meluas. Saat banjir terjadi, tinggi muka air sungai Ciliwung di Manggarai 930 cm. Sedangkan sungai lainnya adalah, Katulampa 80 cm (Siaga 4), Depok 215 cm, Angke Hulu 300 cm (siaga 3), Pesanggrahan 125 cm (siaga 2), Krukut Hulu 150 cm (siaga 4), Cipinang Hulu 160 cm (siaga 4), Sunter Hulu 90 cm (siaga 3), Karet 710 cm (siaga 4), Pulogadung 710 cm (siaga 1), hingga Pasar ikan 175 cm (siaga 1). Nah, tingginya muka air di air Pasar Ikan berakibat pada tersendatnya aliran sungai ke laut. Kondisi itu diperparah dengan padamnya aliran listrik di sejumlah lokasi. Pompa air drainase sendiri menjadi tidak bisa beroperasi. \"Hal tersebut memicu tingginya genangan di sejumlah jalan dan pemukiman,\" jelasnya. ISTANA BANJIR Sekitar pukul 09.00 kemarin, kompleks Istana Kepresidenan akhirnya digenangi air setinggi 30 sentimeter. Tenggelamnya istana kepresidenan disebabkan tingginya debit air di Kali Ciliwung dan Banjir Kanal Barat. Pantauan di Pintu Air Manggarai kemarin pagi, debit air mencapai 1.030 sentimeter atau lebih tinggi dari batas siaga satu setinggi 950 sentimeter. Untuk mencegah jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat sehingga mampu merendam kawasan Thamrin hingga Tanah Abang, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta akhirnya membuka pintu air Manggarai yang mengarah ke Kali Ciliwung Lama. Akibatnya, kawasan ring satu yang selama ini steril dari banjir seperti Istana Kepresidenan, Istana Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Balai Kota DKI, Markas Kostrad, Mabes TNI Angkatan Darat, dan Bank Indonesia terendam banjir. Kondisi ini persis banjir pada 2007 lalu. \"Langkah ini memungkinkan untuk kami lakukan. Memang harus dilakukan jika kondisi terus memburuk. Tetapi sebelumnya kami akan periksa dahulu di kawasan hilir, apakah kondisinya pasang atau tidak,\" tutur Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo ketika mendampingi Gubernur Joko Widodo meninjau jebolnya tanggul Latuharhari kemarin (17/1). Kali Ciliwung Lama adalah jalur sungai Ciliwung purba yang berhulu di Puncak dan bermuara di Pelabuhan Sunda Kelapa melalui Manggarai, Cikini, Pintu Besar Istiqlal, dan Mangga Besar. Namun, untuk mencegah Batavia kebanjiran, Kali Ciliwung dibelokkan ke barat melewati Tanah Abang, Tomang, Jembatan Lima, hingga ke Pluit melalui pembangunan Banjir Kanal Barat pada 1919-1920. Selain limpasan dari Pintu Air Monas, genangan air di Jalan Thamrin juga disebabkan jebolnya tanggul Kali Banjir Kanal Barat di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat. Akibat jebolnya tanggul sepanjang 50 meter tersebut, aliran air dari Banjir Kanal Banjir menggenangi kawasan Menteng hingga Bundaran Hotel Indonesia. Sedikitnya 650 personel Marinir dan Kodam Jaya dikerahkan untuk menambal tanggul yang jebol tersebut dengan bronjong. Banjir yang menggenangi Istana Kepresidenan akhirnya bisa diatasi setelah Kementerian Pekerjaan Umum mengerahkan dua truk pompa air yang mampu menyedot 160 liter air per detik. Pompa tersebut dioperasikan di depan rumah Pangdam Jaya di Jalan Medan Merdeka Barat. \"Dipompa lagi ke Ciliwung Lama,\" ujar Parno, Kepala Satuan NonVertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Kementerian Pekerjaan Umum. Kantor Gubernur Joko Widodo di Jalan Medan Merdeka Selatan pun tak luput dari banjir. Genangan setinggi lutut ada di halaman Balaikota. Seluruh ruangan gelap gulita karena listrik dimatikan untuk mencegah konsleting. Satu unit pompa yang didatangkan untuk menyedot air tak mampu mengurangi ketinggian genangan. Tahun ini, Kementerian Pekerjaan Umum menyiapkan anggaran Rp3,8 triliun untuk pengendalian banjir. Dana tersebut akan dialokasikan untuk dana sarana dan prasarana pengendalian banjir sebesar Rp2,7 triliun dan dana pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pengendalian banjir sebesar Rp1,07 triliun. Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum juga mengalokasikan dana sebesar Rp119,71 miliar sebagai dana cadangan bencana dan pencegahan banjir. \"Khusus untuk DKI Jakarta, alokasi anggaran pengendalian banjir lebih besar dibandingkan provinsi lainnya,\" kata Dirjen Sumber Daya Air Mohammad Hasan di Posko Nasional Penanggulangan Banjir di Kementerian PU kemarin (17/1). Terpisah, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memantau perkembangan bencana banjir yang menenggelamkan DKI Jakarta dan sekitarnya. Mereka meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengantisipasi ancaman tujuh penyakit menular pascabencana banjir. Imbauan tujuh penyakit menular ini disampaikan oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2-PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama. Dia mengatakan jika penyakit menular itu adalah, diare, demam berdarah, leptospirosis, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dan penyakit kulit. \"Selain itu juga penyakit gangguan sistem pencernaan lainnya dan penyakit kronis yang telah diderita sebelum banjir melanda Jakarta,\" tandas Tjandra. Dari seluruh ancaman penyakit itu, Tjandra mengatakan ancaman serius yakni diare, demam berdarah, dan leptospirosis. Khusus soal diare, Tjandra mengatakan potensinya meningkat karena umumnya selama dan setelah banjir mereda pasokan air bersih sangat minim. Selanjutnya untuk ancaman penyakit demam berdarah bisa muncul setelah banjir mulai susut. Biasanya setelah banjir susut, banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti penyebar penyakit demam berdarah. \"Setelah banjir surut, harus segera digalakkan 3 M,\" ucap Tjandra. Terakhir terkait keberadaan wabah leptospirosis. Tjandra menuturkan penyakit ini ditimbulkan oleh bakteri leptospira. Penyakit ini masuk kategori zoonosis, karena ditularkan melalui perantara hewan. Di Indonesia hewan perantara penyakit ini adalah tikus. Sebagaimana diketahui, keberadaan tikus di Jakarta lumayan banyak terutama tikus got. Sementara itu, persiapan gerakan tanggap darurat juga disiapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Mendikbud Mohammad Nuh kemarin bersama Presiden SBY menaiki perahu menyusuri sejumlah titik kawasan banjir. Dalam kesempatan ini, Nuh secara khusus memeriksa kondisi sekolah yang berada di lokasi banjir. \"Alhamdulilah belum ada (kerusakan, red) yang terlalu serius,\" tandasnya. Tetapi menteri asal Surabaya itu berujar akan terus memantau perkembangan bencana banjir di Jakarta. Dia mengatakan, jika kepastian apakah ada sekolah yang rusak akibat banjir baru diketahui ketika banjir sudah surut. Untuk penanganan ini, Nuh akan melibatkan Pemprov DKI Jakarta. Terkait dengan jam operasional sekolah, Nuh memasrahkan ke Pemprov DKI Jakarta. Dia mengatakan dalam kondisi seperti ini, keselamatan siswa menjadi pertimbangan utama. PASOKAN BAHAN BAKAR AMAN Meski hampir sebagian besar wilayah Jakarta terendam banjir sejak kemarin pagi, Pertamina memastikan pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) dalam kondisi aman. \"Kalau depot Plumpang masih bisa beroperasi, Saya pikir tidak ada masalah,\" ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir kemarin. Sejauh ini, menurut Ali, depot Plumpang masih normal beroperasi. \"Tinggal distribusinya. Tapi kalau kendaraan tangki kan tinggi, jadi tinggal kerja sama dengan aparat untuk mengawalnya,\" katanya. Dia mengakui, ada sejumlah SPBU yang tidak beroperasi karena terendam banjir. Namun itu tidak menjadi kendala karena masyarakat juga banyak yang tidak beraktivitas dengan kendaraan pribadi. \"Stok di SPBU masih ada. Mudah-mudahan tidak ada kendala yang berarti,\" kata Ali. Di bagian lain, banjir Jakarta juga membuat PLN melakukan pemadaman listrik di sejumlah wilayah. Sedikitnya 866 gardu listrik dipadamkan kemarin. \"Karena melihat kondisi darurat Jakarta, maka ada pemadaman gardu yang terendam air,\" kata Kepala Humas PLN Bambang Dwiyanto. Persebaran pemadaman tersebut merata di wilayah Jakarta dan Tangerang. Antara lain Menteng, Cempaka Putih, Tanjung Priok, Marunda, Pondok Kopi, Bandengan, Teluk Naga, Cikupa, Cengkareng, Kebon Jeruk, dan Bulungan. \"Intinya kami tetap menjaga pasokan listrik, tapi PLN juga memperhatikan keselamatan,\" katanya. (dim/wan/fal/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait