INDRAMAYU-Kesulitan jemur gabah dirasakan petani di Jatibarang. Akibat cuaca yang kurang bersahabat, membuat padi yang dijemur tidak dapat kering sempurna. Hal itu menjadikan bulir gabah mudah remuk ketika digiling. Imbasnya, harga gabah di tingkat petani turun hingga 5 persen. Menurut Ketua Kelompok Tani (KT) Sri Makmur III Jatibarang, Mara, cuaca yang tak menentu menjadi penyebab trunnya harga gabah di tingkat petani. Selain itu, keterbatasan lahan jemur, sehingga harus bergantian. Bahkan, karena minimnya lahan, sebagian petani nekat menjemur di jalan-jalan desa. Karena tak bisa kering sempurna, petani pun tak dapat menjual gabah dengan kualitas bagus. “kualitas gabah pasti rusak kalau dijemur di jalan. Karena terlindas kendaraan motor dan mobil. Jadi patahan bulir berasnya lebih banyak ketika digiling. Ini yang mengakibatkan harga gabah turun sampai 5 persen dari harga normal. Biasanya di musim sekarang Rp 4.700/kg, ya tergantung daerahnya,” ujarnya. Senada dikatakan Kosim, anggota KT Sri Rahayu Widasari yang lain. Menurutnya, keterbatasan lahan jmeur menjadi permasalahan utama setiap musim penghujuan. Menurutnya, tibanya panen raya musim rendeng (penghujan) dengan jumlah gabah yang dihasilkan petani tak sebanding dengan luas lahan jemur. Apalagi cuaca tak menentu. Gabah menjadi tak kering secara baik. Karena gabah terlalu lama disimpan di dalam karung yang menyebabkan lembab. “Ya harus ada solusi ketika musim panen rendeng. Harga gabah akan sangat jatuh. Berbeda ketika musim gaduh, harga gabah bisa melejit dari harga sekarang,” tuturnya. (oni)
Harga Gabah di Indramayu Turun, Ini Penyebabnya
Minggu 22-04-2018,12:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :