50 Negara Siap Kurangi Sampah Plastik

Rabu 06-06-2018,12:21 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Hari Lingkungan Hidup Sedunia masih dihiasi oleh beberapa negara yang tercemar sampah termasuk sampah plastik. Namun, kabar baiknya 50 negara sudah mengambil tindakan untuk mengurangi polusi plastik. Hal ini menunjukkan kemungkinan Galapagos akan melarang penggunaan plastik, Sri Lanka akan melarang styrofoam dan Tiongkok akan menyuruh warganya menggunakan tas biodegradable. Namun, sebetulnya yang harusnya dilakukan sekarang ini adalah mengurangi aliran besar plastik ke sungai dan lautan. Aksi-aksi melawan sampah plastik telah banyak dilakukan di dunia. Bahkan di Inggris, aksi-aksi seperti ini didukung keras oleh media lokal. Kebijakan untuk memerangi sampah plastik memiliki hasil yang beragam. Di Kamerun, kantong plastik dilarang dan per rumah tangga dibayar untuk setiap kilo sampah plastik yang mereka kumpulkan, tetapi tas plastik masih diselundupkan. Di beberapa negara, peraturan tentang plastik ada tetapi tidak ditegakkan dengan baik. Kepala Lingkungan PBB, Erik Solheim mengatakan, penelitian menunjukkan kalau tindakan mengecam penggunaan plastik bisa menguntungkan. Plastik bukan masalah. Plastik adalah bagaimana kita bisa mengelolanya. \"Jika larangan direncanakan dengan benar dan ditegakkan ini akan menjadi salah satu strategi paling efektif untuk mengekang sampah plastik,\" kata Roger. Beberapa negara yang melakukan tindakan pengurangan plastik beserta kebijakan mereka yang gagal maupun berhasil adalah sebagai berikut. Di Botswana, penjual dibebankan biaya untuk kantong plastik, namun tak ada penegakkan hukum dan kontrol yang baik. Eritrea melarang kantong plastik dan adanya penurunan dramatis dalam penyumbatan drainase. Di Gambia ada larangan kantong plastik, tetapi muncul kembali setelah kebuntuan politik. Tas plastik sudah dilarang di Maroko, hampir semua menggunakan kain. Sementara di Bangladesh, melarang menggunakan tas plastik namun kurang penegakkan hukum. Di Tiongkok, 60-80% penggunaan tas plastik sudah berkurang namun hanya berlaku di supermarket, dan tidak di pasar. Di Vietnam, tas plastik dikenakan pajak tetapi masih banyak menggunakan. Pemerintah mempertimbangkan peningkatan pajak lima kali. Penggunaan tas plastik di Irlandia menurun 90 persen sebab pajak tas plastik meningkat. Kejadian dramatis dirasakan oleh Sapi di Kenya, mereka menelan rata-rata 2,5 tas dalam masa hidupnya. Sekarang ada larangan total, dan denda serta hukuman penjara empat tahun untuk membuat, mengimpor atau menggunakan plastik. (iml/JPC)

Tags :
Kategori :

Terkait