Jepang Layak Bertahan di Rusia, Ini Alasannya

Jumat 29-06-2018,00:36 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Untuk ketiga kalinya, Jepang sukses menapakkan kaki ke babak 16 besar Piala Dunia dari total lima Piala Dunia yang sudah mereka ikuti sejak tahun 1998. Lolos dari fase grup di tahun 2002 dan 2010, Samurai Biru kembali menunjukkan bahwa mereka tidak bisa dipandang sebelah mata di Piala Dunia 2018.
Selama bergulir di Rusia, Jepang boleh dibilang menjadi salah satu tim non unggulan yang sukses mencuri hati para penggemar sepak bola. Tak hanya dari performa para pemainnya, para suporter Negeri Matahari Terbit pun juga menjadi buah bibir selama berada di Negeri Beruang Merah.
Tampil gagah berani di grup H, ada beberapa hal yang layak membuat Jepang layak lolos ke babak 16 besar:
Pendukung Jepang di Rusia (Twitter @TrophyTour)
1. Mental Samurai
Sebutan Samurai Biru bukan cuma sekadar sebutan. Kegigihan Jepang di grup H, khususnya di dua laga pertama seakan menunjukkan bahwa Jepang betul-betul layak disebut Cahaya Asia. Mereka satu-satunya tim Asia yang tercatat dalam sejarah pertama kali memecundangi tim Amerika Latin saat mengalahkan Kolombia 2-1. Dalam laga melawan Senegal, anak-anak didik Akira Nishino tampil sangat gigih sampai detik terakhir. Mereka sukses mengejar ketertinggalan dua kali hingga memaksa skor berakhir 2-2. Penampilan positif mereka memang akhirnya rontok setelah mereka ditekuk 0-1 oleh Polandia, namun hasil tersebut toh tetap meloloskan mereka ke babak 16 besar.
2. Menjunjung Tinggi Fair Play
Poin ini adalah salah satu faktor krusial yang membuat Jepang berhasil lolos dari lubang jarum di Piala Dunia 2018. Walau mengoleksi 4 poin sama seperti Senegal, Jepang dinyatakan lolos ke babak 16 besar sebagai runner up karena jumlah kartu kuning yang lebih sedikit dari Senegal. Senegal yang mengoleksi enam kartu kuning harus rela pulang kampung karena Jepang cuma mengoleksi empat kartu kuning. Tak cuma itu, Jepang juga tercatat sebagai tim yang paling sedikit melakukan pelanggaran dalam tiga laga fase grup. Mereka tercatat hanya membuat 28 kali pelanggaran. Salah satu tindakan fair play yang dijunjung Jepang terlihat dalam laga melawan Senegal. Sang kapten Makoto Hasebe sempat mengalami pendarahan pada hidungnya lantaran terkena sikut salah satu pemain Senegal saat sedang berebut bola. Hasebe yang sempat terjatuh kemudian tetap melanjutkan permainan tanpa berusaha membalas menyakiti lawan.
3. Suporter Cinta Kebersihan
Keistimewaan Jepang di Piala Dunia 2018 tidak lepas dari tabiat para suporter mereka. Menempuh ribuan mil, para suporter Jepang ternyata tidak lupa membawa kebiasaan baik mereka di negeri asal: cinta kebersihan. Hal ini terlihat dari sebuah video yang diunggah di media sosial, di mana para suporter Jepang nampak sibuk membersihkan sampah-sampah di stadion menggunakan polybag sebagai wadah untuk menampung sampah di stadion. Video tersebut lantas viral dan jadi pembicaraan di mana-mana. Netizen pun memuji setinggi langit sikap berkelas para suporter Jepang tersebut.
Langkah Jepang memang masih panjang dan berat di Piala Dunia 2018. Masuk ke babak 16 besar di mana tim-tim besar sudah kian mengerucut, kans mereka lolos ke babak berikutnya pun semakin lama semakin menyempit mengingat mereka merupakan salah satu tim non unggulan yang masih akan mentas. Kekalahan telak pun nampaknya jadi sebuah keniscayaan apabila mereka sudah harus bersua tim-tim raksasa.
Jepang memang bukan tim favorit di turnamen ini jika ditinjau dari segi komposisi pemain, skill, maupun sejarah. Namun, dari tiga poin di atas, rasanya tidak salah-salah amat jika banyak orang menyebut Jepang sebagai salah satu tim terbaik yang paling dicintai di Piala Dunia tahun ini.
(kar/JPC)
Tags :
Kategori :

Terkait