CIREBON - Pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 51,8 persen atau sekitar 132 juta penduduk. Jumlah tersebut akan terus meningkat dengan upaya peningkatan infrastruktur di daerah. Hal tersebut diungkapkan Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemkominfo, Septriana Tangkari, dalam pelatihan media dakwah konten positif era digital di Pondok Pesantren As-salafie Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Senin (27/8). Pelatihan diprakarsai LTN PBNU. \"Memang yang sudah maksimal itu pulau Jawa. Tapi infrastruktur wilayah lainnya juga akan ditingkatkan,\" kata Septri. Untuk saat ini, jaringan internet di Indonesia sudah 4G, sehingga kualitasnya cukup baik. Ia juga menuturkan bahwa sebagian besar pengguna internet di Indonesia, mengakses melalui telpon seluler. Septri juga mengingatkan, dengan berkembang dan mudahnya akses internet membuat semua orang bisa menyebarkan informasi dengan cepat. Sayangnya, saat ini masih banyak yang menggunakannya untuk menyebarkan informasi bohong, provokatif atau intoleran. \"Oleh karena itu, santri harus bisa mengambil peran, untuk bisa membuat konten yang positif,\" ujar Septriyani. Ketua LTN NU PBNU Harry Usmayadi mengungkapkan, sebanyak 36,1 persen umat Islam di Indonesia atau sekitar 57,33 juta penduduk merupakan warga Nahdlatul Ulama. Karena itu, potensi yang cukup besar tersebut harus dimanfaatkan dengan maksimal. Harry juga menuturkan, LTN PBNU sudah membuat sejumlah akun media sosial dan portal (website) untuk bisa memublikasikan dakwah-dakwah positif. Untuk memaksimalkan perannya, LTN NU juga sudah memberikan pelatihan-pelatihan ke sejumlah wilayah dengan melibatkan PCNU ataupun LTN NU di masing-masing cabang NU. \"Kita sudah melakukan pelatihan juga untuk bisa memanfaatkan media sebagai alat dakwah positif,\" kata Harry. Pengasuh Pondok Pesantren As-Salafie Babakan, DR KH Wawan Syaerozi mengapresiasi kegiatan yang dilakukan LTN NU PBNU dan Kemkominfo tersebut. Menurutnya, informasi hoax lebih banyak dibandingkan dengan informasi yang Hak. Direktur Nusa TV itu juga mengemukakan bahwa santri sudah seharusnya menguasai media. Karena menurutnya, jika tidak dikuasai santri, maka porsi-porsi dakwah di media akan dikuasai orang-orang yang intoleran. \"Oleh karena itu, santri harus bisa aktif juga di media sosial,\" ujar Wawan. Sehingga adanya pelatihan diharapkan bisa memberikan pengetahuan kepada santri, terkait cara mengemas konten media yang menarik dan bisa dijadikan sebagai dakwah di era digital. \"Diharapkan, semua peserta bisa menyerap ilmu dari acara ini dan bisa mengaplikasikannya,\" kata Wawan. Kegiatan yang diprakarsai Lembaga Ta\'lif wan Nasr (LTN) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bekerja sama dengan Kemkominfo, itu diikuti sekitar 300 santri dari Wilayah III Cirebon. Para peserta antusias mengikuti setiap sesi hingga akhir acara. (rls/hsn)
Era Digital Santri Harus Ambil Peran, Dakwah Konten Positif
Selasa 28-08-2018,04:04 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :