Tujuh Peserta Seleksi JPT Janji Akan Tetap Loyal, Sekda Terpilih Tergantung Bupati

Minggu 23-09-2018,23:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN-Untuk kali pertama dalam sejarah pemerintahan di Pemkab Kuningan, pengisian posisi sekretaris daerah (sekda) tidak lagi melalui penunjukkan langsung. Dalam proses pengisian sekda di masa lalu, bupati atas persetujuan pimpinan dewan mengajukan tiga nama calon ke gubernur untuk disetujui. Tapi sebelumya, ketiga calon itu juga harus mengikuti tes yang dilakukan pemprov. Hasil dari penilaian tak sepenuhnya menjadi acuan lantaran penentuan siapa yang akan dipilih dari tiga nama tetap ada di tangan bupati, selaku user. Tak heran jika peraih nilai tertinggi saat pelaksanaan tes, belum tentu akan menjadi sekda. Hal ini dibenarkan oleh pejabat senior di Pemkab Kuningan. Dia mengaku tahu betul jika dalam proses penunjukan sekda di masa lalu, peran pimpinan dewan sangat vital. Para calon sekda ketika itu bukan hanya diajukan oleh bupati saja, melainkan juga harus melalui persetujuan dari pimpinan dewan. Jika dewan tidak setuju dengan calon yang diajukan bupati, biasanya diulang kembali. “Ya harus disetujui pimpinan dewan. Misalnya si A dipilih bupati untuk sekda, tapi dewan tidak setuju, tetap tidak bisa. Sistemnya seperti itu. Jika dewan setuju, prosesnya pasti lancar. Ini terjadi sekitar lima tahunan yang lalu,” ujarnya. Nah, untuk sekarang, pemkab menerapkan seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi pratama (JPT) atau sekda. Ada tujuh nama yang ikut bersaing untuk menjadi orang kuat ketiga di pemerintahan daerah. Tahapan seleksi juga sudah rampung digelar, tinggal menunggu hasil saja. Meski saat berlangsungnya seleksi, para peserta cenderung bersaing, tetapi mereka mengaku akan legawa siapa saja yang akhirnya nanti dipilih bupati. “Ikut open bidding atau seleksi JPT bagi saya untuk menambah pengalaman. Apapun hasilnya akan saya terima,” terang Dr Deni Hamdani MSi, Kepala Dinas Perhubungan yang ikut seleksi JPT kepada Radar Kuningan. Deni mengatakan, open bidding selain menambah pengalaman bagi dirinya, juga membuka pemikiran para pejabat itu sendiri. Sebab sebelumnya, untuk menduduki jabatan di lingkungan pemkab, tidak harus melalui tes atau seleksi. Dia bisa menjadi lebih paham tentang pemerintahan, dan juga bagaimana menjadi seorang pelayanan masyarakat. “Ketika ikut seleksi, saya benar-benar mendapat pengalaman berharga di mana saya harus menuliskan konsep pemerintahan, dan program seandainya menjadi sekda. Ini sangat bermanfaat bagi saya. Karena hal itu bisa menjadi referensi saya ketika akan membuat program di instansi yang saya pimpin,” katanya. Deni tak mempermasalahkan siapa nanti yang akan menjadi atasannya di pemerintahan. Apalagi usianya juga terbilang masih muda, dan memiliki rentang karir yang masih panjang. “Saya ini yang termuda dari tujuh (termasuk dirinya, red) peserta seleksi JPT. Jadi, karir dan masa kerja saya masih panjang. Ikut open bidding juga saya anggap sebagai bentuk mencari pengalaman. Banyak teman-teman yang ikut seleksi sudah senior, baik dari segi usia maupun pengalaman. Saya sama sekali tidak amibisius untuk terpilih menjadi sekda. Mengalir saja seperti air,” papar pria kelahiran tahun 1971 tersebut. Hal senada dikatakan Drs Ucu Suryana MSi. Pejabat yang sudah enam kali menduduki posisi berbeda di eselon II B itu menyatakan, tim pansel open bidding sekda sangat profesional. Kendati sudah lama malang melintang di level eselon II B, namun Ucu juga tak ambisius untuk menduduki kursi sekda. Dia menyerahkan sepenuhnya siapa yang akan menjadi sekda kepada Bupati H Acep Purnama SH MH. Dia sendiri merasa bersyukur bisa mengikuti seleksi JPT, kendati tahapan yang dilalui cukup berat. “Ikut seleksi sekda saja sudah menjadi kebanggaan bagi saya dan keluarga. Soal siapa yang akan dipilih pak bupati, ya itu kewenangan beliau dan saya akan loyal atas keputusan dari pak bupati,” tegas Ucu. Bupati H Acep Purnama SSH MH saat meninjau pelaksanaan seleksi JPT menuturkan, pelaksanaan open bidding untuk jabatan sekda ini menjadi kewenangan sepenuhnya dari tim pansel. Dia mempercayai itegritas dan kapabilitas seluruh anggota tim pansel, dan melakukan proses tahapan seleksi. Mulai dari proses pendaftaran, berbagai tes sampai mengajukan tiga nama kepada dirinya, selaku user. “Semua itu sepenuhnya menjadi kewenangan dari tim pansel. Mereka yang bekerja menyeleksi para peserta mulai dari tahapan awal sampai akhir. Jadi, apapun hasil dari seleksi ini, saya harus memilih satu dari tiga nama yang direkomendasikan tim pansel. Saya sudah memiliki kriteria sendiri,” tegas dia. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait