CIREBON - Sejumlah nelayan di pesisir timur Cirebon mengaku masih kesulitan mendapatkan rajungan yang notabene saat ini harganya sedang melonjak naik. Akibatnya, masih banyak nelayan yang memilih tidak melaut karena sulitnya mendapatkan hasil tangkapan. Sunardi, salah satu nelayan Citemu kepada Radar menuturkan, jika dalam sehari, paling banyak nelayan setempat mendapatkan 1 kilogram rajungan. Itu pun sudah dengan susah payah. “Satu kilo itu harganya Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu. Itu rajungan brangkas. Kalau rajungan kupas lebih mahal. Bahkan jauh lebih mahal. Harganya bisa Rp 270 ribu sampai Rp 280 per kilogramnya,” ujarnya, kemarin. Penghasilan satu hari melaut tersebut, menurut Sunardi, tidak sepadan dengan biaya yang diperlukan untuk perbekalan. Terlebih penghasilan melaut tersebut harus dibagi dengan teman yang ikut melaut. “Kalau dua orang ya dibagi dua. Sekarang Rp 60 ribu dibagi dua dapat cuma Rp 30 ribu. Dipotong BBM dan perbekalan kita gak dapat apa-apa. Makanya banyak yang nganggur karena masih sepi. Mungkin nanti kalau sudah masuk musim hujan, baru tangkapan melimpah lagi,” imbuhnya. Saat ini, menurutnya, lebih dari setengah nelayan memilih bertahan dengan kondisi sulit dan beberapa di antaranya terpaksa alih profesi karena hasil laut yang tidak menentu. Sementara itu, salah satu pengusaha rajungan kupas, Dedi Suhaedi kepada Radar Cirebon mengatakan, saat ini pasokan rajungan dari nelayan lokal menurun drastis. Ia terpaksa mendatangkan rajungan kupas dari luar wilayah Cirebon untuk memenuhi pesanan pasar. “Selain ada biaya tambahan untuk transportasi, sebagian pekerja yang biasanya mengupas rajungan juga terpaksa libur, karena barang lagi sedikit. Tapi kalau untuk harga saat ini masih mahal, Rp 270 ribu sampai Rp 280 ribu,” ungkapnya. (dri)
Nelayan Pantura Cirebon Kesulitan Dapat Rajungan
Minggu 14-10-2018,13:00 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :