CIREBON–Terancam jiwanya karena dua kali digerebek sekelompok pemuda, Suteja (36) warga Blok 3 Desa Jungjang Wetan, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, mendatangi Mapolres Cirebon Kabupaten Cirebon. Selain meminta perlindungan, Suteja juga mendesak polisi mengusut tuntas dalang di balik pengerebekan dan perusakan pagar rumahnya. Kepada Radar Cirebon, Suteja mengaku permasalahan itu diduga ada hubungan dengan sikap kritisnya. Suteja mengakui kerap mengkritik keras kebjiakan dan sistem pemerintahan di desanya. Bahkan, Suteja berani mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta guna membeberkan kasus dugaan penyelewengan dana desa. Tindakan Suteja yang melaporkan dugaan penyelewengan dana desa ke KPK pada Jumat malam (16/11) itu berbuntut panjang. Sekelompok pemuda ramai-ramai mengontrog rumah Suteja. Mereka mengecam tindakan Suteja karena dianggap merusak nama baik desanya. “Malam itu saya berangkat ke KPK. Tapi istri telepon kalau rumah sedang digerebek pemuda dengan jumlah banyak. Untungnya, masih ada warga yang menjadi anggota TNI melerai dan membubarkan,” papar Suteja. Karena merasa terancam, Suteja pada Sabtu (17/11) lalu mendatangi kantor polsek untuk meminta perlindungan. Mengetahui Suteja lapor polisi, sekelompok pemuda semakin marah. Mereka kembali mendatangi rumah Suteja secara beramai-ramai. “Malam kedua mereka mulai bertindak anarkis. Sampai merusak pagar rumah. Istri dan anak saya ketakutan. Bahkan, anak saya sampai tidak mau sekolah karena takut. Jadi kami sementara ngungsi ke rumah orang tua saya di Desa Cangkring. Sedangkan, rumah di Desa Jungjang Wetan masih dihuni mertua saya,” jelasnya. Suteja tidak tinggal diam. Kali ini dia tidak ke polsek lagi, melainkan langsung mendatangi Mapolres Cirebon. Suteja meminta polisi mengusut tuntas siapa dalang di balik penggerebekan dan perusakan pagar rumahnya itu. “Saya langsung laporan dan ketemu Pak Kasat Reskrim AKP Kartono Gumilar. Saya meminta polisi segera menindaklanjuti kasus ini,” tandasnya. (cep)
Kategori :