Warga Bangodua hingga Widasari Butuh Angkutan Umum

Senin 26-11-2018,06:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

INDRAMAYU-Masih minimnya angkutan umum yang menjangkau wilayah pedesaan, kendaraan pribadi menjadi satu-satunya alternatif moda transportasi warga untuk beraktivitas. Seperti yang dialami masyarakat di wilayah, Bangodua, Lelea, sampai Widasari. Warga masih mengandalkan kendaraan pribadi seperti motor untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Suharti (37) warga di Kecamatan Bangodua mengatakan, bersama warga lainnya ketika hendak berpergian lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti motor. Karena angkutan umum yang menjangkau desa-desa masih minim. Hal tersebut menyulitkan warga ketika akan beraktivitas. Terutama bagi ibu rumah tangga (IRT) yang berprofesi sebagai pedagang warungan. \"Agak sulit, ya kadang pakai ojek. Itu ongkosnya bisa sampai Rp 20 ribu sekali jalan, jika ke Pasar Jatibarang. Tapi kalau yang punya motor sendiri ya pakai motor sendiri,\" ujarnya. Minimnya angkutan umum juga menyulitkan para pelajar yang tinggal di desa. Sehingga mereka lebih memilih untuk menggunakana kendaraan motor sendiri ketika berangkat ke sekolah, meskipun usianya masih di bawah umur. \"Jadi enggak heran kalau di jalan desa mulai dari Bangodua, Lelea, sampai Widasari masih banyak terlihat anak SMP yang menggunakan motor sendiri,\" tambah Suharti. Warga lainnya, Uki (44) mengatakan, masih minimnya angkutan masal di daerah-daerah tertentu seperti beberapa desa di wilayah Bangodua, Lelea, sampai Widasari, membuat warga harus mengadalkan kendaraan pribadi untuk menunjang aktivitasnya. Terutama ketika bepergian ke pasar sampai sekolah. \"Cuma andalkan kendaraan pribadi saja. Pelajar SMP banyak yang bawa motor sendiri, dan bagi warga yang tak punya ya menggunakan ojek, yang pangkalannya itu lumayan jauh,\" ujarnya. (oni)

Tags :
Kategori :

Terkait