CIREBON – PT Bank Syariah Mandiri mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha baik sekala mikro maupun makro melalui skema pembiayaan modal. Manfaat itu dirasakan betul oleh Supriyatno (42), perajin batik asal Desa Kalitengah, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon. Mandiri Syariah pun mengajak wartawan untuk melihat langsung perkembangan usaha mikro yang dimiliki Supriyatno sebagai perajin sekaligus pengusaha batik di kediamannya, Kalitengah, Kamis (29/11). Kunjungan itu merupakan perjalanan sejumlah wartawan dari berbagai media dari Kuningan yang sehari sebelumnya, Rabu (28/11), mengikuti media training (workshop) soal Sustainable Finance. Saat di tempat produksi batik milik Supriyatno, sebanyak empat perempuan sedang fokus membatik. Selain itu ada perajin batik laki-laki sibuk mengecap motif batik di kain putih polos. Sebagian lainnya ada yang bertugas menyelupkan kain yang sudah dibatik untuk pewarnaan. Setelahnya dijemur untuk dikeringkan, yang berarti proses pembuatan kain batik selesai. Para perajin kain batik yang merupakan buruh upah pengusaha Supriyatno, setiap harinya bisa menyelesaikan enam potong. Menurut Nyi Ade, salah satu perajin, menyebutkan, upah satu potong kain yang dibatiknya dihargai Rp 5 ribu. Artinya, sehari rata-rata perajin batik bisa menghasilkan upah Rp 30 ribu. Supriyatno menjadi nasabah Mandiri Syariah Cabang Cirebon sejak 2013 dengan mendapat bantuan pinjaman modal Rp 50 juta untuk mengembangkan usaha batiknya. Sejak itu hingga saat ini, dia mendapat suntikan modal dari Mandiri Syariah sekitar Rp 200 juta. Hal itu seiring usahanya yang terus berkembang. Alasannya memilih Mandiri Syariah, Supriyatno mengaku karena lebih aman secara hukum Islam. Selain itu menurutnya, angsuran balik modal di Mandiri Syariah dinilai cukup meringankan.
Melihat Usaha Batik Cirebon Milik Supriyatno yang Berkembang dengan Mandiri Syariah
Jumat 30-11-2018,17:30 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :