Saluran Air Tertutup Fondasi Proyek, Banjir Terjang Gebangmekar

Jumat 14-12-2018,20:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Untuk pertama kalinya, warga RT 07 RW 07 Blok Karangmulya Desa Gebangmekar harus merasakan wilayahnya diterjang banjir. Namun, bukan banjir biasa yang terjadi akibat luapan sungai atau rob dari laut yang umumnya terjadi pada pemukiman di dekat laut. Banjir yang terjadi kali ini dipicu oleh saluran air yang menyempit dan nyaris tak ada. Sehingga saat diguyur hujan pada Rabu (12/12) hingga Kamis (13/12) dini hari, air terkonsentrasi dan tidak bisa keluar. Sampai menyebabkan selokan dan saluran air yang ada tidak kuat menampung air. Pengakuan itu disampaikan Supardi, warga setempat saat ditemui Radar Cirebon di lokasi banjir. Menurutnya, banjir yang terjadi kemarin adalah banjir pertama yang ia rasakan sejak puluhan tahun bermukim di wilayah tersebut. Padahal, hujan yang turun pada Rabu (12/12) malam tidak terlalu besar. “Saya juga kaget tiba-tiba banjir. Rupanya air tidak bisa keluar. Dari jalan raya air turun ke wilayah kita dan setelah masuk ke pemukiman, air tidak bisa keluar. Salurannya tertutup fondasi perusahaan,” ujarnya. Menurutnya, karena tidak ada saluran pembuangan, air kemudian menggenangi wilayah tersebut. Di beberapa titik ketinggian, air sampai selutut orang dewasa. Bahkan, hingga Kamis (13/12), air masih menggenangi pekarangan rumah-rumah warga. Meskipun tidak setinggi malam harinya. “Sudah mulai surut sejak pagi tadi. Air perlahan-lahan bisa keluar setelah warga sekitar protes ke pelaksana proyek untuk membuka fondasi yang menutup saluran pembuangan. Tadi difasilitasi Polsek dan Koramil. Akhirnya fondasinya dijebol untuk jalan air,” imbuhnya. Sementara itu, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon H Eman Sulaeman kepada Radar Cirebon menuturkan, informasi yang diterima oleh BPBD, banjir tersebut terjadi mulai sekitar pukul 19.00 WIB. Saat menerima informasi itu, pihaknya langsung menerjunkan tim untuk melakukan assessment dan upaya lainnya untuk meminimalisasi dampak banjir. “Yang terdampak akibat banjir tersebut sekitar 54 rumah dengan 70 kepala keluarga. Atau totalnya sekitar 287 jiwa. Di beberapa titik, ketinggian air sekitar 70 cm. Kita lakukan assessment utamanya untuk penanganan, baik saat kejadian atau pasca kejadian,” bebernya. Dijelaskannya, dari hasil assessment di lapangan, diketahui penyebab banjir tersebut karena saluran air yang kondisinya kurang baik. Sehingga, menyebabkan air tidak cepat terbuang. “Banjir perlahan surut dan tim yang di lapangan balik kanan ke markas sekitar pukul dua dinihari. Air sudah mulai surut namun belum sepenuhnya. Hujan juga sudah reda,” ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait