CIREBON–Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) tak sekadar pintu gerbang. Tapi keberadaannya juga perlu didukung sektor lain. Terutama destinasi wisata. Belum menggeliatnya penerbangan di BIJB tidak lepas dari sektor wisata Ciayumajakuning yang belum mampu bicara banyak. Kepala Departemen Ilmu Ekonomi Unpad Dr Maman Setiawan menuturkan, kontribusi Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) terhadap Jumlah Kunjungan Wisawatan ke objek wisata masih terbilang kecil yaitu 5,47 persen. Berbicara potensi wisata yang ada di Jawa Barat, data yang ada menunjukkan tren wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat, baik domestik maupun mancanegara, selama lima tahun terakhir. “Terdapat lima daerah dengan kunjungan wisatawan ke objek wisata terbanyak yaitu Kabupaten Bandung , Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Karawang, dan Subang,” ujar Maman. Jawa Barat memiliki potensi pariwisata yang sangat besar dan akan memberikan kontribusi terhadap perekonomian Jawa Barat. Maman menambahkan, pertumbuhan positif berbagai indikator seperti jumlah kunjungan wisatawan, tingkat hunian hotel dan pertumbuhan akomodasi dan makan minum yang cukup tinggi menjadikan sektor pariwisata Jabar menjadi salah satu industri jasa prioritas yang harus terus didorong. “Kontribusi industri pariwisata Jabar dapat terus meningkat bila ada optimalisasi dalam pengelolaan dan penciptaan nilai dan perbaikan dalam penyediaan infrastruktur fisik dan nonfisik,” papar Maman, saat menjadi salah satu pembicara di Seminar; Mendorong Perekonomian Ciayumajakuning melalui Peningkatan Sektor Pariwisata yang Didukung oleh Keberadaan Bandar Udara Internasional Kertajati. Di Kantor KPw BI Cirebon. Dalam seminar yang sama, Kepala KPw Bank Indonesia Cirebon, M Abdul Majid Ikram membahas kinerja ekonomi tahun 2018 dan outlook perekonomian tahun 2019 khususnya di wilayah Ciayumajakuning. Ia menuturkan secara keseluruhan, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Ciayumajakuning tahun 2018 diperkirakan sebesar 4,34 persen (yoy) yang didorong oleh sejumlah event yang memberikan dampak positif baik pada kegiatan ekonomi maupun pendapatan masyarakat. Pariwisata di wilayah Ciayumajakuning, dari sektor penyediaan akomodasi makan dan minum serta restoran mengalami peningkatan pertumbuhan di tahun 2017. Namun share sektor tersebut hanya sebesar 2,66 persen terhadap PDRB. Di tahun 2018, berdasarkan hasil Survei Kinerja Dunia Usaha terjadi perlambatan industri akomodasi makan dan minum yang terkonfirmasi juga oleh penurunan pertumbuhan occupancy rate dan length of stay di wilayah Ciayumajakuning. Dalam rangka meningkatkan pariwisata di wilayah Ciayumajakuning, pengembangan yang berlu dilakukan yaitu terkait dengan attraction (destinasi wisata ), accessibility (sarana dan infrastruktur untuk menuju destinasi), dan amenities (fasilitas pendukung). (apr)
Keberadaan BIJB Harus Didukung Pariwisata
Jumat 21-12-2018,13:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :