Makna Lilin saat Perayaan Imlek bagi Etnis Tionghoa

Minggu 10-02-2019,22:02 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Perayaan Imlek selalu identik dengan nuansa warna merah cerah. Nuansa merah itu biasanya hadir dalam bentuk dekorasi rumah, baju cheongsam, angpao dan pernak pernik khas Imlek lainya. Selain itu, warna merah juga bisa dijumpai dalam perayaan Imlek melalui penggunaan lilin merah dengan berbagai ukuran untuk beribadah. Masyarakat etnis Tionghoa maupun keturunan membakar lilin setiap perayaan Imlek. Lilin-lilin yang dinyalakan sepanjang hari tersebut  ternyata memiliki makna tersendiri. Tak sekadar dibakar lalu habis tak berbekas. Tersimpan makna khusus dalam lilin yang dibakar bagi mereka yang merayakan Imlek. Oleh masyarakat Tionghoa, lilin-lilin itu biasanya dinyalakan di rumah masing masing atau disumbangkan ke wihara. Menurut  Pembina Umat Budha Wihara Dewi Welas Asih, Romo Djunawi menjelaskan, makna dari lilin-lilin tersebut sebagai lambang penerangan. Maksudnya, saat dalam mengarungi perjalanan hidup, masyarakat Tionghoa berharap supaya diberi kemudahkan dan kelancaran, seperti lilin yang menyinari kehidupan. Lilin-lilin yang dinyalakan saat malam hari, kata Djumawi, menambah suasana khidmat saat melakukan sembahyang di wihara. “Makna dan harapannya lilin-lilin itu dapat memberikan penerangan kepada kita dan seluruh keluarga dalam menjalani hidup, diberikan kelancaran dan kemudahan usaha dan sebagainya,” ucap Djumawi kepada Radar Cirebon. Selain memiliki makna penerangan, ratusan lilin yang sudah dipesan satu dan dua orang atau lebih tersebut, dimaksudkan untuk bernazar pada Imlek tahun ini. “Lilin yang berukuran raksasa sendiri, biasanya dipesan dengan harga Rp 45 juta. Bukan hanya dari perseorangan, lilin-lilin besar yang dipasang juga tidak jarang merupakan sumbangan dari korporasi atau perusahaan,” ungkapnya. Lilin-lilin itu, kata Djumawi, biasanya disumbangkan oleh masyarakat Tionghoa di Cirebon, namun sebagian ada juga yang didatangkan dari Semarang. “Nyala lilin ini bisa bertahan hingga berhari-hari tergantung ukuran. Dimulai ketika Imlek tiba hingga pada perayaan Cap Go Meh atau 15 hari setelah perayaan Imlek,” pungkasnya. (awr)

Tags :
Kategori :

Terkait