Pilot Dilarang Terbang Dua Minggu

Senin 15-04-2013,20:35 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Urine Negatif Narkoba, Lakukan Tes Rambut JAKARTA - Federasi Pilot Indonesia (FPI) menilai pesawat Lion Air yang jatuh ke laut di dekat bandara Ngurah Rai bukan akibat cuaca buruk. Sementara, Kementerian Perhubungan (kemenhub) mengaku sudah meng-grounded (melarang terbang) pilot yang menerbangkan pesawat canggih tersebut. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti S Gumay memastikan bahwa pihaknya sudah melarang pilot M Ghazali untuk terbang selama dua minggu ke depan. “Itu sudah otomatis langsung digrounded, selama dua minggu tidak boleh terbang. Sudah sesuai SOP (standar operating procedur),\" kata Herry melalui pesan singkat (SMS) kemarin. Sementara itu, Penasihat Federasi Pilot Indonesia (FPI) Manotar Napitupulu meragukan kemungkinan pesawat LionAir jatuh di pantai dekat bandara Ngurah Rai Bali akibat cuaca buruk. Pasalnya, pesawat yang dipakai Lion tersebut merupakan jenis terbaru dan tercanggih yang dikeluarkan Boeing belum lama ini. \"Saya ragu itu karena kondisi alam, karena pesawatnya sudah sangat canggih versi terbaru,\" tuturnya. Pesawat tersebut dianggap mampu mengatasi berbagai rintangan alam baik itu kabut hitam, angin kencang hingga tekanan yang berubah dengan cepat. Meski begitu pihaknya tidak berani memastikan apakah hal itu terjadi akibat faktor manusia (human factor). “Kita tidak bisa menyimpulkan dengan analisa-analisa yang biasa, harus ada penelitian yang mendalam dari KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi, red),\" tuturnya. Menurutnya, seorang pilot sudah tentu juga dibekali kemampuan untuk mengatasi berbagai kendala, termasuk hambatan alam yang terjadi secara tiba-tiba. Dia yakin pilot Lion tersebut sudah sangat berpengalaman. “Tapi kalau lihat pesawatnya yang sangat canggih dan apalagi pesawat sangat baru, baru sekitar dua bulan kok rusak. Apakah ada fakta di luar cuaca dan pesawat? Ini yang menjadi tanda tanya besar,\" katanya. Kepala Sub Peneliti Kecelakaan Transportasi Udara KNKT Masruri mengungkapkan, pemeriksaan terhadap pilot masih berjalan. Prosesnya tak bisa sehari selesai karena banyak hal yang perlu digali dari sisi operasi pesawat. “KNKT dalam investigasi secara profesional melakukan pengumpulan data dan analisis kami tidak membuat konklusi tergesa-gesa,\" terangnya. Pesawat Boeing B 373-900ER tersebut merupakan aggota terbaru dari seri Next Generation B737. Ini adalah pesawat komersial berkoridor tunggal yang paling canggih di dunia saat ini. Ia dapat menampung hingga 213 penumpang, konfigurasi single-class dan memiliki berat 9.550 ton (4.340 kilogram). Lion Air merupakan pembeli terbanyak pesawat jenis ini. Sementara itu, Kepala Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan menegaskan bahwa semua penumpang dalam kecelakaan pesawat Sabtu (14/4) lalu itu semuanya telah diproteksi oleh asuransi. Sehingga, ada yang mengalami luka ringan maupun berat, biaya perawatannya akan ditanggung oleh asuransi. “Bisa dari Jasa Raharja juga bisa dari Lion Air,\" ungkapnya. Hal itu sesuai aturan yang berlaku, setiap penumpang yang barada dalam transportasi umum akan mendapatkan dua asuransi. Bambang mengatakan, dalam kasus ini sesuai peraturan menteri (Permen) Lion Air juga harus menanggung seluruh biaya perawatan seluruh korban luka-luka. \"Itu sudah jadi kewajiban mereka juga, Kemenhub akan ikut dorong supaya hak para penumpang tercapai,\" tandasnya. Dihubungi terpisah, pihak Lion Air menyatakan akan melaksanakan ganti rugi sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia. Tak hanya korban yang dirawat saja, Lion Air mengatakan seluruh barang milik penumpang yang hilang akibat kejadian ini pun akan diberikan ganti rugi. \"Ya sampai tuntas baik pengobatan maupun hal lainnya,\" ujar Direktur Umum Lion Air Edward Sirait.   ** SELIDIKI PILOT   Langkah cepat dilakukan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kementerian Perhubungan serta pihak Kepolisian menyingkap kecelakaan pesawat Lion Air-JT 904 PK/ JKS boing 737800. Investigasi difokuskan pada lokasi kejadian dan kesehatan kru pesawat. Termasuk memeriksa pilot M Gozali, dan co-pilot Chirag Carla asal India (bukan Belanda). Dari hasil tes urine dan darah yang dilakukan, sementara hasilnya negatif dari pemakaian minuman beralkohol dan narkoba. Pun demikian, pilot dan copilot serta seluruh kru pesawat nahas tersebut dilarang terbang selama dua pekan. \"Pemeriksaan memang sudah dilakukan. Tapi kami belum bisa menyimpulkan. Itu nanti, tapi hasil tes awal seluruhnya negatif (narkoba). Cuma masih menunggu hasil tes rambut untuk lebih memastikan. Kami terus memonitor,\" kata Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Herry Bhakti dalam jumpa pers kemarin (14/4). Herry Bakti juga mengatakan pilot maupun co-pilot memiliki jam terbang cukup tinggi, jadi untuk memastikan apakah pesawat jatuh itu karena human error atau penyebab lain masih dalam proses penyelidikan KNKT. Namun untuk menjelaskan penyebabnya sendiri, usai mendapat perawatan, baik kapten pilot maupun co-pilot, akan membuat laporan tertulis terkait peristiwa jatuhnya pesawat. Yang nantinya, hasilnya akan diselidiki lebih lanjut oleh pihaknya dan juga Komite Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT). \"Semua data kita kumpulkan. Baik dari keterangan penumpang, pilot, maupun dari BMKG, terkait cuaca yang terjadi pas jatuhnya pesawat. Kita juga akan lihat log book pesawat, untuk mengetahui histori pesawat,\" jelasnya. Sementara itu, tim dari KNKT meminta seluruh pihak menunggu hasil investigasi yang dilakukan dan tidak menduga-duga penyebab kecelakaan. KNKT sendiri mengaku cukup kesulitan dalam melakukan investigasi fisik pesawat. Ini karena gelombang dan arus di perairan laut dekat jatuhnya pesawat cukup deras. \"Pokoknya kami masih mengumpulkan data-data. Tentang penyebabnya tunggu hasil dari cockpit voice recorder (CVR) dan flight data recorder (FDR),\" terang Kepala Sub Penelitian Kecelakaan Transportasi-(PKT) Udara KNKT, Masruri. Lebih jauh dijelaskan, pihak KNKT sendiri mengaku tidak mau tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. \"Kedatangan kami sementara hanya sebatas mengumpulkan data-data di lapangan. Selebihnya, data yang diperoleh bakal dikaji lebih detail di Jakarta,\" imbuhnya. Pihaknya juga berjanji bakal transparan dan membuka kepada publik apa pun hasil investigasi nanti. Sementara itu, Komisi V DPR RI, yang membidangi perhubungan melakukan peninjauan ke lokasi jatuhnya pesawat pada Minggu pagi (14/4) kemarin. \"Kita 8 orang dari Komisi V DPR RI, meninjau langsung ke lokasi jatuhnya pesawat. Untuk mengetahui secara nyata kondisi yang ada. Serta mengunjungi para korban di rumah sakit,\" ujar, Ketua Komisi V DPR RI, Laurens Bahang ditemui di Runway 09, Landasan Bandara Ngurah Rai, kemarin. Laurens berharap, pihak perhubungan bisa melakukan evaluasi maskapai Lion Air. Apakah, terjadi pelanggaran UU atau tidak. Sebab, keselamatan penerbangan merupakan nomor satu, dan tidak bisa ditawar lagi. \"Kita minta perhubungan untuk lakukan evaluasi terhadap maskapainya. Dan nantinya, kita akan undang perhubungan untuk mengetahui apakah ada pelanggaran UU atau tidak. Sebab, keselamatan penerbangan itu nomor satu dan tidak bisa ditawar,\" pungkasnya. (wir/san/bas/yes)

Tags :
Kategori :

Terkait