Instruksi Presiden, Investigasi UN di Kemendikbud dan PT Ghalia

Senin 15-04-2013,20:48 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Penundaan ujian nasional (UN) 2013 SMA/sederajat di 11 provinsi langsung direspons Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia menginstruksikan Mendikbud Mohammad Nuh memimpin investigasi kasus memalukan itu. Mulai dari internal kementerian hingga di PT Ghalia Indonesia Printing, percetakan yang membuat UN menjadi kacau. Instruksi dari SBY itu disampaikan langsung Nuh dalam penjelasan resmi persiapan UN 2013 di Jakarta kemarin (14/4). Nuh juga menyampaikan jadwal resmi pergeseran unas di 11 provinsi yang mengalami penundaan itu. Jadwal baru ini mengoreksi jadwal yang dilansir Kemendikbud Sabtu lalu (13/4). Mata pelajaran UN SMA/sederajat yang awalnya digelar Senin dan Selasa (15-16/4) digeser menjadi Senin-Selasa (22-23/4). Mata pelarajan UN untuk Selasa (17/4) digeser menjadi Jumat (19/4). Sedangkan mata pelajaran yang di-UN-kan Kamis (18/4) tidak mengalami pergeseran. Nuh berharap siswa memanfaatkan jeda penundaan ini untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi UN. \"Saya sudah melaporkan persiapan UN kepada Presiden melalui telepon,\" kata Menteri dari Surabaya itu. Dalam komunikasi tersebut, Mendikbud melaporkan jika secara umum UN jenjang SMA/sederajat dilaksanakan mulai besok (15/4). \"Tetapi ada penundaan di sebelas provinsi sehingga jadwalnya diubah. Saya kira teman-teman sudah tahu di mana saja penundaan itu,\" katanya. Mendengar kabar penundaan itu, Nuh mengatakan SBY langsung menginstruksikan supaya dilakukan investigasi. Upaya ini diambil untuk mengetahui apakah keterlambatan percetakan hingga pendistribusian murni ketidaksengajaan atau ada unsur sabotase. Nuh mengatakan pihaknya siap menjalankan instruksi investigasi tadi. \"Kita akan investigasi mulai dari titik awal (tender di Kemendikbud, red) hingga titik akhir (di PT Ghalia Indonesia Printing, red),\" ujar mantan rektor ITS itu. Pemerintah yang bertanggung jawab menjalankan UN meminta maaf kepada seluruh masyarakat atas kendala teknis ini. Selain diberi tugas untuk investigasi, SBY juga meminta kemendikbud untuk menjelaskan ke masyarakat duduk perkara kenapa UN tidak terselenggara secara serentak di seluruh Indonesia. \"Sebelumnya, Kementerian mohon maaf sebesar-besarnya,\" kata Nuh. Mantan Menkominfo itu mengatakan jika persoalannya bukan di fase penggandaan naskah. Tetapi pada tahap pengepakan sehingga mempengaruhi proses pendistribusian. Dia lantas meminta perwakilan dari PT Ghalia Indonesia Printing untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Direktur PT Ghalia Indonesi Printing Hamzah Lukman mengatakan atas nama perusahaan dia meminta maaf kepada negara dan seluruh masyarakat Indonesia. \"Kami sadar ini adalah tugas negara. Tidak ada niatan untuk menyengaja (keterlambatan, red) ini,\" katanya. Hamzah mengatakan jika keterlambatan ini murni disebabkan karena urusan teknis. \"Kami mengalami keterlambatan di fase finishing dan collecting naskah,\" ujarnya. Keterlambatan itu diawali dengan kesalahan perhitungan dalam urusan penggandaan naskah. Hamzah mengatakan mereka menggunakan strategi menggandakan naskah untuk seluruh provinsi sekaligus. Setelah naskah untuk 11 provinsi itu tuntas dicetak, ternyata mereka kewalahan karena area penempatan naskah yang terbatas. \"Kita tahu untuk tahun ini ada 20 variasi soal, yang itu tidak kita antisipasi lebih awal,\" kata dia. Akibatnya pegawai bagaian pengepakan atau yang memasukkan naskah di amplop ujian kewalahan. PT Ghalia mengaku benar-benar kewalahan. Padahal mereka sudah menambah pegawainya khusus untuk UN dari 200-an orang menjadi sekitar 500 orang. Pegawai dadakan ini didrop dari mahasiswa dan internal Kemendikbud. \"Tetapi meskipun kita sudah mengupayakan 24 jam sehari bekerja, tetapi tidak bisa mengejar waktu,\" urainya. Dia mengatakan perusahaan siap menerima konsekuensi apa pun terhadap kasus ini. Namun Hamzah menegaskan jika keterlambatan UN ini tidak ada unsur kesengajaan sama sekali. Usai mendengar paparan dari PT Ghalia tersebut, Nuh mengatakan urusan investigasi akan dijalankan setelah UN benar-benar terlaksana sampai selesai. \"Kita selamatkan UN-nya dulu,\" katanya. Nuh menuturkan jika pendistribusian naskah ujian yang terlambat itu ditangani secara khusus. Dia mengatakan tidak bisa dilakukan melalui jasa eskpedisi biasa. Sebagai gantinya, Nuh telah meminta bantuan dari TNI Angkatan Laut (AL). \"Panglima sudah oke siap menurunkan personelnya untuk membantu urusan UN ini,\" katanya. Di antaranya TNI sudah menyiapkan empat pesawat Hercules, serta pesawat Fokker dan Boeing-737 masing-masing satu unit. Skenarionya setiap ada paket naskah yang sudah selesai pengepakan, langsung dikirim ke daerah tujuan tertentu. Panitia menggunakan penerbangan khusus melalui bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. \"Jadi tidak nunggu semua selesai, tapi kita langsung kirim. Karena itu bisa lama,\" kata dia. Nuh mengatakan atas kasus penundaan atau pergeseran jadwal unas ini Kemendikbud siap menerima gugatan dari masyarakat yang merasa dirugikan. Dia mengatakan jika menggugat itu adalah hak setiap warga negara. Potensi kerugian bisa muncul karena pada Jumat (19/4), Senin (22/4), dan Selasa (23/4) siswa di 11 provinsi tadi masih menjalani ujian. \"Namun kami berharap masyarakat bisa saling memahami atas kejadian ini,\" papar Nuh. Sementara itu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) siap menyelidiki amburadulnya percetakan UN sehingga pelaksanaan ujian di 11 provinsi terganggu. Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, pihaknya tetap tidak bisa langsung melakukan penyeledikan begitu saja. \"Tetapi kita menunggu audit yang harus dilakukan BPK dan BPKP dulu,\" katanya. Jika dari hasil audit itu ada dugaan korupsi, KPK menurut Johan bisa masuk menyelidik agenda tahunan itu. KPK juga siap menampung informasi dari masyarakat. Namun infomrasi itu perlu divalidasi dulu, apakah benar atau tidak. Selain mengundang percetakan yang bermasalah, Kemendikbud kemarin juga menghadirkan percetakan yang tertib memenuhi deadline. Di antaranya adalah PT Temprina Media Grafika, PT Pura Baru Tama, dan PT Jasuindo Tiga Perkasa. Direktur PT Temprina Media Grafika M. Nasir mengatakan, pencetakan naskah UN tahun ini memang lebih rumit dan menantang dibanding tahun lalu. \"Karena itu tadi, ada 20 variasi soal dalam satu ruang ujian. Tahun lalu kan hanya lima variasi saja,\" katanya di kantor Kemendikbud. Dia mengatakan jika di Temprina percetakan naskah UN dimulai sejak 6 Maret lalu. Temprina mengatakan kebagian mencetak naskah ujian untuk DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Dia mengatakan jika naskah UN jenjang SMA/sederajat sudah terdistribusi ke rayon-rayon. Sehingga siap diambil oleh sekolah penyelenggaran UN subuh ini juga. Dia mengatakan sudah mengantisipasi pencetakan naskah UN ini dengan menambah karyawan khusus sampai 600 orang. Dia mengakui urusan paling rumit adalah pengepakan. Sebab naskah ujian yang dimasukkan amlop harus sesuai berdasarkan nama sekolah. \"Tapi alhamdulilah di Temprina sudah selesai dan tidak mengalami hambatan,\" katanya. Sedangkan untuk naskah UN SMP/sederajat, pengiriman sedang berlangsung. Naskah UN SMP/sederajat yang dicetak Temprina kabarnya sudah terdistribusi ke Aceh, Kalbar, dan Kalteng. (wan)       UN SMA/sederajat yang Ditunda   Provinsi   SMA/MA   SMK Kalimantan Selatan   24.141    11.096 Kalimantan Timur    23.400    20.439 Sulawesi Utara  15.843    13.304 Sulawesi Tengah 21.348    9.228 Sulawesi Selatan 73.604    33.832 Sulawes I Tenggara   26.711    6.716 Bali  26 .280   22.062 Nusa Tenggara Barat 45.667    13.757 Nusa Tenggara Timur 42.238    16.637 Gorontalo 7.527     4.838 Sulawesi Barat  8.563     6.051 Total 315.3 26  157.960

Tags :
Kategori :

Terkait