CIREBON - Nahas dialami Fiqih Al-Ghifari (18), siswa Kelas XII IPS di SMAN 3 Cirebon. Fiqih terpaksa batal mengikuti ujian nasional, karena mengalami luka bacok di bagian kepala dan kaki kiri, setelah menjadi korban berandalan motor, Minggu (14/4) dini hari. Kini, dia harus terbaring dan dirawat di RS Putera Bahagia. Ditemui di ruang Emerald Rumah Sakit Putera Bahagia, Fiqih menceritakan kronologis kejadian tragis yang menimpanya. Peristiwa itu bermula sekitar pukul 01.00 dini hari, dia bersama dua orang rekannya sedang berkumpul di salah satu warung di perempatan dekat sekolahnya, SMAN 3 Cirebon. Tak lama kemudian, dua motor dengan total empat penumpang yang diduga geng motor merapat ke warung tersebut. Tanpa basa-basi, satu dari empat orang yang menaiki motor tersebut turun dan langsung mengayunkan samurai ke arah Fiqih. Sempat mengelak, bagian kaki kiri Fiqih terkena sabetan samurai. Tak puas sampai di situ, pelaku kembali melibaskan samurainya dan mengenai kepala Fiqih. “Saya tidak tahu siapa pelakunya. Dia pakai helm, tiga orang yang di motornya tidak pakai helm, tapi saya tidak kenal itu siapa,” ujarnya. Setelah kejadian itu, Fiqih langsung dilarikan ke Rumah Sakit Putera Bahagia oleh warga setempat, dan harus mendapatkan 60 jahitan. Sebanyak 38 jahitan di kepala sebelah kiri, lima jahitan di kepala bagian atas dan 17 jahitan di kaki kiri. Selain itu, jari tengah tangan kiri Fiqih pun harus mendapatkan pengobatan, lantaran kuku jarinya terlepas akibat sabetan samurai. “Jujur, sedih ya, karena tidak bisa ikut ujian nasional bersama dengan teman-teman yang lainnya,” ujarnya. Di tempat yang sama, ibunda Fiqih, Ela Marliana mengaku, sangat kaget mengetahui anaknya menjadi korban berandalan motor dan dilarikan ke rumah sakit. Yang menjadi pikirannya adalah, bagaimana nasib sang anak karena akan menghadapi ujian nasional. “Pintu rumah tidak saya kunci, sekitar jam 02.00 dini hari, yang datang satpam rumah sakit, saya kaget,” ujarnya. Namun apa daya, musibah sudah terjadi, Ela hanya berharap, sang anak cepat sembuh sehingga siap menjalani UN susulan pekan depan. “Sebagai orang tua, saya juga sedih, kenapa saat itu anak saya keluar sampai dini hari, tapi mau bagaimana lagi,” ujarnya. Terpisah, dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya, Kepala SMAN 3 Cirebon Dra Ety Rochaeni, membenarkan bila ada satu anak didiknya yang tidak bisa mengikuti ujian, lantaran menjalani perawatan di rumah sakit. Namun dirinya belum bisa memastikan, apakah pelaku adalah geng motor atau bukan. “Memang benar, tapi bicara geng motor atau bukan, saya kurang tahu,” ujarnya. Akibat musibah ini, Fiqih, kata Ety, akan mengikuti ujian nasional susulan yang akan diselenggarakan 22 April mendatang. Pihak sekolah pun sudah melaporkan permasalahan ini pada Dinas Pendidikan Kota Cirebon dan mengunjungi siswa tersebut. “Kami sudah ke sana (rumah sakit, red). Setelah tahu kami langsung ke sana, dan memberitahukan hal ini kepada Dinas Pendidikan Kota Cirebon,” tukasnya. (kmg/atn)
Dibacok Geng Motor, Batal Ikut UN
Selasa 16-04-2013,07:41 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :