Atur Suplai Air, Prioritaskan Selamatkan Padi di 3 Kecamatan Indramayu

Kamis 20-06-2019,07:37 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

INDRAMAYU - Perum Jasa Tirta (PJT) II Unit Usaha Wilayah III Patrol akan mengatur pola pembagian air pasca tuntasnya perbaikan BKHR 4A Saluran Sekunder (SS) Kandanghaur. Pengaturan air ini sangat penting supaya tidak terjadi konflik di kalangan petani pada saat penggelontoran air pada Kamis (20/6). Asisten Manajer Operasional Patrol Budyana Soekardi mengatakan, akan menggelar rapat bersama para camat untuk mencari formula yang tepat soal pengaturan air. “Begitu Kamis ada air, kita rapat dengan camat dan kuwu pemakai air di SS Kandanghaur untuk mengatur strategi penyelematan tanaman padi terutama untuk daerah yang paling parah dan sangat membutuhkan,” katanya kepada Radar, Selasa (18/6). Menurutnya, saat ini upaya penyelamatan terfokus pada wilayah kecamatan yakni Kandanghaur, Bongas dan Gabus Wetan. Untuk wilayah Kecamatan Anjatan dinilai relatif aman. Baca: Lima Kecamatan di Indramayu Terancam Gagal Panen Mulai Hari Ini Krisis Air di 3 Kecamatan Indramayu Segera Teratasi Dari data yang dimiliknya, terdapat seluas 9.261 hektare tanaman padi yang terdampak dari kerusakan BKHR 4A. Terdiri dari 6.106 hektare areal tanam dengan umur 15-45 hst, 3.029 hektare area garap (masih pengolahan tanah-red) dan 126 hektare area bibit atau persemaian. Budyana menyatakan optimismenya, upaya penyelematan tanaman padi akan tercapai. Pasalnya sampai saat ini stok air di Waduk Jatiluhur masih cukup melimpah dibanding dua bulan lalu. “Sampai dengan kemarin, tinggi muka air (TMA) Waduk Jatiluhur dilaporkan di atas normal. Dengan posisi air seperti itu, masih cukup aman untuk memenuhi kebutuhan suplai air bagi petani selama musim gadu,” katanya. Bahkan, bila distribusi air SS Sekunder dianggap belum mencukupi pihaknya akan meminta tambahan pasokan. Sebab, selain untuk kebutuhan areal persawahan, air SS Kandanghaur juga diperuntukan bagi air baku PDAM wilayah Kandanghaur. “Itulah kenapa kita ngotot yang penting ini jalan dulu. Teman-teman semua bergerak angkat balok buka pintu air, untuk upaya penyelamatan,” tandasnya. Baca juga: Pasokan Air Bersih di Kandanghaur Lumpuh Selain Krisis Air, PDAM Indramayu Rugi Rp 20 Juta Per Hari Sementara itu, Sono salah seorang petani asal Kecamatan Kandanghaur berharap, pengaturan air dijalankan secara proporsonal dan melibatkan pihak keamanan. Sebab dia memprediksi, akan terjadi rebutan air antar petani penerima manfaat SS Kandanghaur. “Semuanya lagi butuh air, yang di depan sama belakang sama-sama pengen supaya tanaman padi tidak gagal panen. Saya khawatir akan terjadi rebutan, saling serobot kalau sistem pengaturannya tidak tegas. Harus ada TNI kalau bisa. Untuk hindari konflik,” pintanya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait