Kekeringan, Petani Bendung Sungai Cisanggarung

Sabtu 06-07-2019,12:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON - Ribuan hektar lahan pertanian di sejumlah desa di Kecamatan Losari terancam kekeringan. Hal tersebut terjadi setelah pasokan air utama dari Sungai Cisanggarung tidak lagi bisa digunakan karena terkontaminasi air laut. Hal itulah yang membuat warga Desa Kalirahayu, Kecamatan Losari tidak punya pilihan lain dan nekat membendung Sungai Cisanggarung, yang merupakan salah satu sungai terbesar di Jawa Barat. Caranya pun unik, manual menggunakan tumpukan karung dan bambu. “Kita tidak punya pilihan. Sejak Bendung Karet di Desa Tawangsari jebol, kita tidak bisa gunakan air Sungai Cisanggarung karena terkontaminasi air laut. Bahkan kalau rob air laut ini bisa masuk sampai Desa Dukuhwidara, Kecamatan Pabedilan,” ujar salah satu petani yang ditemui Radar Cirebon, Masripin saat ditemui Radar Cirebon, Jumat (5/7). Menurutnya, pembuatan bendungan dari karung tersebut sudah dilakukan empat hari terakhir dengan dana swadaya, baik dari warga, petani, donator hingga pemerintah desa. Hasilnya pun bisa dirasakan. Meskipun belum maksimal, namun air Sungai Cisanggarung kini sudah mulai bisa digunakan. “Sudah bisa kita pompa. Airnya kita alirkan untuk warga sekitar dan warga tetangga desa. Kalau tidak begini, tanaman bawang kita terancam mati kekurangan air. Manfaatnya juga bisa dirasakan warga dari kecamatan lain yang mengarah ke hulu,” imbuhnya. Diakuinya, tidak mudah untuk membendung Sungai Cisanggarung. Terlebih, kedalaman Sungai Cisanggarung di titik yang dibendung lebih dari dua meter. Untuk penentuan titik yang dibendung, warga memilih di lokasi setelah rumah pompa. “Ini lokasi bendungannya setelah rumah pompa. Jadi, air yang dari laut kita tahan agar yang diambil pompa aman dari kontaminasi air laut. Alhamdulillah, petani bisa sedikit tenang. Kesulitannya, lokasi kan cukup dalam. Butuh material banyak, tenaga juga harus banyak,” jelasnya. Sementara itu, petani lainnya Sopyan kepada Radar Cirebon menuturkan, hampir seluruh material yang digunakan untuk membuat bendungan, berasal dari Sungai Cisanggarung. Sehingga, praktis tambahan dari luar hanya berupa karung dan tiang bambu saja untuk penahan karang. “Kami tidak tahu ini bisa bertahan sampai kapan bendungannya? Yang penting bisa digunakan dan bisa dimanfaatkan untuk melewati musim kemarau. Karena kasihan juga. Meskipun sekarang banyak lahan yang nganggur karena sulitnya pengairan. Banyak juga petani yang masih menggarap lahan yang praktis mengandalkan air dari Cisanggarung,” bebernya. Terpisah, Kuwu Desa Tawangsari Kecamatan Losari, Saerofik kepada Radar Cirebon menuturkan, saat ini mayoritas lahan di desanya tidak digunakan untuk bercocok tanam. Karena tahu saat ini pasti kesulitan air akibat bendung karetnya bocor. Hingga menyebabkan air sungai tidak bisa digunakan. “Petani kita mayoritas libur. Karena memang sudah tahu bakal sulit air karena bendungannya bocor dan sungainya asin,” ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait