Menghadapi 4.0 Angkatan Kerja Bermodal Lulusan SMA/SMK

Jumat 26-07-2019,15:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Revolusi industri saat ini ada di tahap ke empat atau yang biasa disebut 4.0. Bagaimana kesiapan sumber daya manusia Kota Cirebon menghadapinya? Meski pendidikan hanya satu aspek, namun dari data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) terlihat ketimpangan yang signifikan. Angkatan Kerja Kota Cirebon saat ini didominasi lulusan SMA dan SMK. Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan Disnaker Kota Cirebon Cucu Kurnia SAP mengungkapkan, berdasarkan data komposisi angkatan kerja Kota Cirebon tahun 2017, tamatan SMA/SMK mendominasi. Secara komulatif lebih memprihatinkan lagi. Tingkat pendidikan angkatan kerja Kota Cirebon lebih rendah dari jenjang SMA/SMK. Hal ini menjadi pekerjaan tumah tersendiri bagi Pemerintah Daerah Kota Cirebon untuk meningkatkan kualitas angkatan kerja yang ada. \"Ini tantangan. Diharapkan mereka dapat bersaing dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja,\" ujarnya kepada Radar Cirebon di ruang kerjanya. Dalam meningkatkan kualitas angkatan kerja tersebut, salah satu kewenangan Pemerintah Kota Cirebon pada pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja adalah konsultasi produktivitas pada perusahaan kecil dan pengukuran produktivitas tingkat daerah. Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, khususnya pada pelaku usaha kecil, maka pada tahun 2017 dan 2018, disnaker melaksanakan bimbingan teknis mengenai produktivitas tenaga kerja. Di tahun 2019 ini pihaknya juga menggelar Pelatihan Berbasis Kompetisi (PBK) dan Mobile Training Unit (MTU) yang digelar dari APBN. \"Ini dilakukan untuk pengentasan pengangguran, jadi untuk mengikuti ini terbuka untuk semua usia terutama bagi yang putus sekolah,\" ungkapnya. Adapun jumlah pelatihan yang dilakukan tahun kemarin ada 14 paket, dan tahun ini ada 66 paket. Dengan kapasitas masing-masing paket melatih 16 orang dengan kejuruan yang berbeda. Angkatan kerja yang tingkat pendidikannya kebanyakan di bawah SMA/SMK, ditengarai berkolerasi dengan tingginya pengangguran di Kota Cirebon. Belum lama ini, Kepala Disnaker Kota Cirebon Agus Sukmanjaya S Sos menyebutkan, berdasarkan data BPS pada akhir 2018, angka pengangguran di Kota Cirebon mencapai 9,06 persen dari jumlah angkatan kerja, yang mencapai sekitar 150 ribu orang. Angka pengangguran pada 2018 itu turun dari 2017 lalu yang mencapai 9,29 persen. Namun meski demikian, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka pengangguran di tingkat provinsi maupun nasional. Dari jumlah tersebut, pengangguran didomanasi lulusan SMA/SMK. Mengacu pada klasifikasi pendidikan, tingkat pengangguran terbuka tertinggi ada di lulusan SMK dan sarjana. Data Disnaker per Maret 2016, jumlah pengangguran tingkat SMA 591 orang, SMK 2.331 orang dan sarjana 4.204 orang. Mengacu pada beberapa indikasi, disimpulkan bahwa di tingkat sarjan pengangguran tinggi karena ketatnya level persaingan. Sementara di SMK pengangguran disebabkan kemampuan yang sifatnya spesifik. Sehingga siswa tidak fleksibel. Dan lapangan kerjanya tidak tersedia di Kota Cirebon. Berdasarkan data disnaker, komposisi lapangan kerja dan pencari kerja saat ini cukup seimbang. Sedikitnya 60 persen angkatan kerja bekerja di dalam kota dan 40 persen sisanya merantau. (apr)

Tags :
Kategori :

Terkait