Walah, Puluhan Pohon Cabai di Kampung Inflasi Mati

Senin 29-07-2019,20:01 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Guna menekan tingginya kenaikan harga sembilan bahan pokok, Pemkot Cirebon melalui bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Cirebon membentuk Kampung Peduli Inflasi. Program ini kerja sama dengan KPw BI Cirebon dan Perwakilan 5 Kecamatan, Dinas Peternakan, dan Bagian Administrasi Pembangunan Kota Cirebon. Pembentukan Kampung Peduli Inflasi telah direalisasikan pada bulan Agustus 2018 lalu pada lima kecamatan di Kota Cirebon. Sebanyak 1.000 pohon dibagikan pada lima kecamatan tersebut. Namun kini, pohon cabai tersebut perlahan mati. Di beberapa RW seperti RW 13 Kertasemboja Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk dan RW 03 Petratean Barat, Kecamatan Pekalipan, puluhan pohon cabai mati tak bisa diselamatkan. Ketua Wanita Tani RW 13 Kertasemboja Kelurahan Pegambiran, Fitri Maryati menuturkan, dari 100 pohon cabai yang ada saat ini, hanya tersisa 20 pohon cabai saja. Sementara 80 sisanya mati tak bisa berbuah lagi. Sejak musim kemarau, lanjutnya, puluhan pohon cabai tersebut mengkerut dan kering. Padahal perlakuan yang sama tetap dilakukan. Ia pun sudah mencoba menangani dengan bantuan pupuk dan penghilang hama juga urin kelinci. Namun puluhan pohon tersebut tak bisa diselamatkan. \"Sudah disemprot perangsang daun tetap saja. Tidak ada tanda tumbuh pohonnya pun kering sekali,\" ungkapnya. Belakangan, ia mengetahui bibit pohon cabai tersebut semula berasal dari Garut yang memang memiliki basic untuk tumbuh di daerah dingin. Sesuatu yang sangat berbeda dengan cuaca Cirebon. Saat memasuki kemarau, ia pun tak pernah lagi panen. Padahal sebelumnya, ia bisa memanen hingga 12 kg dalam 3 bulan. RW-nya pun menjadi salah satu yang sukses memanen cabai tersebut. \"Terakhir kami hanya bisa memanen 1/2 kg saja. Sebelumnya minimal 2-5 kg,\" jelasnya. Sama halnya dengan Fitri, Ketua RW 03 Petratean Barat, Kecamatan Pekalipan, Gatot Sahari mengungkapkan, saat memasuki musim kemarau pohon cabainya pun kini semakin kering. Ia menuturkan, pada awalnya berharap pohon cabai bisa tumbuh dan menghasilkan minimal 2 kg per panen. Namun saat pertama hingga saat ini, perolehan panen makin menyusut. Kondisi tekstur tanah yang merupakan bekas bongkahan bangunan (bukan untuk tanaman), juga faktor cuaca yang dinilai menjadi faktor utama pohon cabai tak bisa tumbuh maksimal. \"Dari awal panen paling banyak mentok 2 kg dari 100 pohon yang ada. Apalagi sekarang, sulit sekali untuk sampai 2 kg,\" jelasnya. Ia pun mengeluhkan perawatan pohon cabai yang sangat sulit. Apalagi cuaca Cirebon yang menurutnya tak sesuai dengan bibit cabai tersebut. \"Perlakuannya benar-benar susah. Kami sempat menutup atap-atap agar tak terkena panas langsung. Lalu sekarang kemarau lebih parah, kering semua dan sebagian mati,\" pungkasnya. (apr)

Tags :
Kategori :

Terkait