Paralayang Gunung Panten Ditutup Sementara

Rabu 07-08-2019,08:00 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA - Pengelola spot olahraga paralayang di Gunung Panten Desa Sidomukti, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, terpaksa menutup sementara untuk terbang tandem. Ketua Pokdarwis Paralayang Gunung Panten Majalengka Dede Sofyan, menyebutkan hal tersebut sudah disampaikan kepada perusahaan tour and travel, HPI, peminat terbang tandem dan pihak terkait. Dede mengatakan pemberitahuan itu dilakukan sehubungan dengan banyaknya permintaan terbang tandem tetapi tidak bisa dilaksanakan karen faktor cuaca dan angin kencang. \"Dalam kurun waktu penerbangan Paralayang di Gunung Panten ini sejak November hingga April, arah dan kecepatan angin cukup aman untuk penerbangan olahraga dirgantara,\" jelasnya. Namun demikian, di luar waktu tersebut, tidak cukup aman karena angin dari arah selatan dengan kecepatan tinggi dan gampang berubah. Sesekali penerbangan masih bisa dilakukan tetapi harus cermat memperhatikan kondisi cuaca. Biasanya hanya untuk terbang solo bukan tandem. Dia menambahkan, di lokasi Gunung Panten ini arah angin yang baik dan aman untuk olahraga dirgantara dari arah utara atau tempat landing. Pada kurun waktu tersebut sudah mulai turun hujan sehingga udara di wilayah utara lebih padat dibandingkan Selatan. \"Setiap tempat memiliki karakter angin dengan kurun waktu berbeda. Biasanya olahraga dirgantara di Gunung Panten itu digelar November hingga April,\" tandasnya. Terpisah forecaster BMKG stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Izyn mengungkapkan ada potensi peningkatan kecepatan angin selama tiga hari ini di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Analisis peningkatan kondisi kecepatan angin di wilayah tersebut kedepan disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan di wilayah utara dan selatan ekuator. Menurutnya, posisi matahari yang berada di utara ekuator mendukung terbentuknya pusat tekanan rendah di wilayah tersebut yang mencapai 997 hPa. Sedangkan di wilayah selatan mulai terbentuk pusat tekanan tinggi (1035 hPa). Perbedaan tekanan yang cukup signifikan tersebut berpengaruh pada peningkatan kecepatan angin di wilayah selatan ekuator mengingat wilayah Ciayumajakuning yang berada di selatan dekat dengan pusat tekanan tinggi berada di daratan Australia dan didukung oleh faktor lokal adanya Gunung Ciremai (menjadi Angin Kumbang). Sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan angin di wilayah ini. \"Berdasarkan hasil pengamatan pagi hari ini (kemarin, red) kecepatan angin umumnya dari arah Tenggara hingga Selatan dengan kecepatan maksimum mencapai 47 kilometer per Jam,\" jelasnya. Kondisi peningkatan kecepatan angin di wilayah tersebut diprakirakan dapat mencapai nilai maksimum hingga 56 kilometer per jam dan masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. \"Masyarakat diimbau agar lebih berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti debu, pohon tumbang dan peningkatan tinggi gelombang mencapai lebih dari 1,5 meter di perairan utara Cirebon hingga Indramayu,\" pungkasnya. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait